TAPIN, KALSEL – majalahdetektif.com :Debit air sungai Tapin mengalami penurunan dan ini terjadi sejak kondisi cuaca panas musim kemarau melanda daerah Tapin Kalimantan Selatan selama beberapa bulan terakhir. Ditambah meningkatnya suhu udara akibat Karhutla (Kebakaran Hutan dan Lahan).
Warga Tapin terutama pelanggan air bersih PDAM Tapin mulai gelisah air tak lagi lancar seperti biasanya alias macet dan kalaupun mengalir masuk ke pipa rumah mereka jarang tak lagi deras seperti biasanya.
“Air PDAM tak mengalir ke rumah sehingga bak mandi kosong.Terpaksa kami mandi di sungai kemarin,”kata salah seorang warga pelanggan PDAM.
Kepala Desa Perintis Raya Minggu kemarin melihat debit air sungai Tapin menurun dan puing sampah menumpuk dibantaran sungai belakang kantor mereka. Sontak dirinya langsung mengajak warganya untuk bergotong royong membersihkan sungai.
Plt. Direktur PDAM Kabupaten Tapin, Unda Absori, SH., M.H. membenarkan terkait debit sungai tapin. Diakui beliau, memang mengalami penurunan sehingga air yang di hisap pompa PDAM juga kecil bahkan tidak tersedot yang pada gilirannya mati tidak dapat mengalir.
“Kondisi ini tentu berakibat juga pada tingkat kekeruhan karena pada saat bisa mengalirkan kembali endapan dalam perpipaan terbawa sehingga mengakibatkan keruhnya air,”ujarnya kepada media ini.
Ditambahkan Kabag Teknik PDAM Tapin, Khairul, mengatakan untuk pengelolaan air PDAM di wilayah Bungur pihaknya secara teknis menggunakan sumber air baku di Sungai Tapin.
Sedangkan wilayah Perintis Raya hingga Banua Halat ke Hilir, kami mengambil sumber aIr baku dari sungai kandang. Dimusim kemarau ini, pengelolaan air sungai kandang tidak 24 jam lagi seperti biasanya karena air di sungai tersebut pasang surut, saat surut debit air menurun bahkan tidak masuk ke kolam prasedimentasi sehingga operasional terpaksa dihentikan alias off.
Adapun fungsi kolam prasedimentasi adalah untuk mencegah pasir, lumpur maupun material kasar tanah agar tidak ikut masuk kedalam Instalasi Pengolahan Air (IPA) PDAM di Sungai Kandang.
“Dalam sehari ada beberapa jam kita mati lebih kurang 6 jam, karena musim kemarau ini sebabnya. Dan ini bisa menjadi bahan evaluasi bagi kita dan direksi PDAM Tapin kedepan untuk memperbaiki pengelolaan sumber air baku di Sungai Kandang,”pungkasnya. (Nas)