Sidoarjo, majalahdetektif.com – Irwanto adalah seorang Seniman Lukis yang mana dalam melukis adalah bagian dari hidupnya. Dengan goresan goresan kuasnya yang mana, mampu menciptakan Maha Karya yang sangat luar biasa.
Sejak kecil menggambar adalah hobbynya. Dan darah seni sudah melekat pada diri seorang Irwanto.
Madiun adalah tempat kelahiran seorang seniman Irwanto. Tepat pada tanggal 13 Maret 1955, seorang Irwanto dilahirkan oleh seorang ibu yang bernama Hj. Sudarmi (almh) di rumah sakit RSU di Madiun.
Sejak kelas 4 SD , Irwanto sudah di percaya oleh salah satu guru dimana seorang Irwanto bersekolah. Untuk menggambar Atlas Dunia di tembok atau dinding sekolah, mulai dari tembok kelas 3 sampai kelas 6. Seorang Irwanto mampu menggambar Atlas Dunia itu dengan sendiri. Tanpa bantuan dari teman- teman, Irwanto mampu menggambar Atlas Dunia di tembok sekolahnya dengan seorang diri.
Ini adalah karya yang sangat luar biasa, di masa pada saat itu. Karya seorang Irwanto tidak hanya berhenti di sini saja.
Bergantinya tahun, semakin terasa diri seorang Irwanto yang mana karya karya lukisnya, bisa sampai ke manca negara. Dan tentunya ini membutuhkan perjuangan yang sangat luar biasa.
Pada tahun 1981 pernah melukis 18 Menteri Dept. PU atas mandat dari Bapak Ir. Suyono Sosro Darsono, tahun 1995- 1996 karya Irwanto, sudah banyak terkirim di Singapura, tahun 1997- 1998, 80 karya Irwanto ada di Germany. Inilah karya- karya lukisan seorang Irwanto.
Adapun beberapa predikat dan Karya Lukisnya adalah Jebolan dari Pendidikan STM Mesin KOSGORO Madiun pada tahun 1973, Designer textille printing di Bandung, Designer print PT Metropolitan Textille Jakarta 1981, Jebolan Mayor Lukis IKJ pada tahun 1982 di Jakarta, Melukis 18 example Menteri PU (sejak kabinet lama hingga Pembangunan 4) di Jakarta, Mendirikan “Sanggar Mayang Jkt” Cawang Atas di Jakarta Timur, Lelang Lukisan ” Anak-anak Merdeka” pada tahun 1995 dan terjual 60 juta di sumbangkan untuk UNICEF di BRI Tower, Semanggi Jakarta, Karya Bapak Bangsa di Koleksi oleh Ibu Rahmawati Soekarno Jakarta Selatan, Potret Bung Karno, hadiah museum Bung Karno pada tahun 1993 dan pameran di Gedung Djoeang 45 Jakarta, juga beberapa piagam TIM, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Sidoarjo adalah kota dimana saat ini seorang Irwanto bisa menghabiskan di masa tuanya. Sudah 22 tahun tinggal di Sidoarjo, dan sekarang menjadi warga Sidoarjo.
Kampung Seni merupakan rutinitas seorang pelaku seniman Irwanto yang bertahan hingga saat ini, di mana di komplek Pondok Mutiara Blok 22 – 23 adalah sanggar lukis “Mutiara” yang pernah ada, sanggar lukis Mutiara merupakan salah satu sanggar di tempat kampung seni yang mengajarkan seni lukis kepada anak anak.
Irwanto selaku pelaku perwakilan dari Kampung seni berharap di usianya yang senja, hanya berharap ada beberapa orang yang mau membeli karya lukisnya untuk menyambung hidup dan juga bisa menghidupkan kembali kampung seni,”harapnya. (Ldy)