TAPIN, KALSEL – majalahdetektif.com : Giat edukatif pembelajaran beragam diperuntukan bagi para generasi siswa tingkat SD (Sekolah Dasar). Dan itu sesuai prinsipnya adalah mendidik para generasi sekolahnya agar menjadi lebih perduli dengan lingkungan sekitar tempat mereka menimba ilmu.
Sekolahnya adalah SDN Rantau Kanan 2, beralamat di Mandarahan beberapa meter dari Taman Makam Pahlawan tepatnya di Jalan Pahlawan RT.1 Kelurahan Rantau Kanan, Kecamatan Tapin Utara, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan. Pihaknya rutin melaksanakan jadwal kegiatan kebersihan bulanan secara bergotong royong, disamping mempersiapkan penilaian Sekolah Adiwiyata.
Dari pantauan media ini, sejumlah siswa mereka terlihat aktif dan beragam memperhatikan lingkungan sekolahnya. Mulai dari melakukan penghijauan menanam bibit pohon dengan menggunakan pupuk bersama temannya.Termasuk merawat dan menyiramnya, hasilnya pun maksimal membuat suasana kondisi taman di depan kelas mereka yang tadinya luang hampa berubah total dengan nuansa alami penuh koleksi tumbuhan dari bibit tanaman yang menjadi tugas belajar dan telah dikerjakan masing-masing siswa.
SDN Rantau Kanan 2 ternyata juga memperhatikan kebersihan fungsi dan sanitasi drainase di depan gedung sekolahnya. Dengan beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti upaya pengurangan timbunan sampah. Ada juga replika upaya daur ulang barang konvensional seperti kertas dari sampah untuk dijadikan amplop.
Selain itu juga membenahi perpustakaan sekolah untuk menata kembali buku-buku yang terurai jatuh ke bawah ke dalam rak bukunya sesuai daftar mata pelajaran dan konten judulnya masing-masing. Disamping membersihkan ruangannya agar selalu nampak rapi dan bersih.
Di musim panas dan KARHUTLA (Kebakaran Hutan dan Lahan) marak terjadi di wilayah Tapin. Dan ini berdampak sekali bagi lingkungan mereka. Tentunya menjadi edukasi bagi masyarakat dan pemerintah diharapkan untuk lebih serius lagi menanganinya.
Sejumlah siswa SDN Rantau Kanan 2 Mandarahan beberapa pekan kemarin juga dikejutkan adanya titik api di belakang sekolah mereka. Api membakar semak belukar dan ranting pohon di pinggir sungai yang posisinya berdekatan dengan bangunan sekolah dan rumah warga.
Mengetahui adanya titik api, pihaknya langsung meminta bantuan petugas pemadam kebakaran di sekitar Sekolahnya. Berkendaran pemadam, mereka langsung bergerak ke lokasi untuk memadamkan. Seiring ini pula, sontak membuat siswa yang kebetulan dengan jam pulang sekolahnya berteriak kencang ke sesama seraya berlari bergandengan tangan. Sambil bertanya-tanya ke diri dan sesama rekannya, sebagaimana diungkapkan Sarah dan Fifah, “Bagaimana kondisi tanamanku,”katanya. “Ada apa ini,” katanya. “Kebakaran dibelakang sekolah,” katanya saling mengabarkan ke rekannya. “Lihat yuk, ” katanya mengajak kawannya melihat pohonnya disertai mimik wajah cemberut keriput tanda takut. “Ibu sudah menyuruh pulang sudah, dan biarkan petugas pemadam menangani untuk memadamkan,” katanya.
Berkat kepiawan dan kecepatan petugas pemadam kebakaran bertindak dengan cara menerobos masuk dan cepat datang ke titik api sehingga akhirnya api yang membakar semak belukar berhasil dipadamkan, hingga tak sampai menjalar meluas ke bangunan sekolah dan rumah warga yang posisinya berdekatan. Demikian laporannya.(Nas)