TAPIN, KALSEL – majalahdetektif.com : Luar biasa meriahnya pesta pernikahan H.Deddy Arief Budiman, SE, MM Putra Bupati Tapin Drs.H.Arifin Arpan, MM dan Dita Noor Sari, SH Putri Wakil Bupati Tapin H.Syafrudin Noor, SE, S.Sos. Kini mereka jadi besan keluarga di hari pesta pernikahannya yang dihadiri ribuan undangan bertepatan Arba Mustamir atau Orang Jawa bilang Rebo Wekasan. Rabu (13/9).
Undangan dibagi dua tempat yaitu undangan umum di Lapangan Tennis Indoor 30 November dan Undangan ViP di Halaman Kantor Sekretariat TP-PKK Tapin. Ratusan karangan bunga disertai ucapan selamat pun berjejer di sepanjang jalan, orkes dan band, hingga sajian makanan dan minuman pun luar biasa lezat dan nikmat untuk para undangan dari mulai kuliner lokal Soto Banjar dan kuliner mendunia Rawon Daging, dan Bakso Abah Ari yang ludes habis lebih dulu dibandingkan makanan lainnya.
Keluarga Besar Bupati dan Wakil Bupati di Tapin ini sepertinya memiliki perhitungan tersendiri terhadap hari pernikahan anak-anaknya yang ahli ekonomi dan juga ahli hukum. Pada dasarnya, larangan rebo wekasan atau arba mustamir boleh dipercaya dan boleh juga tidak. Hal ini tergantung dengan keyakinan kita masing-masing umat muslim.Namun, tidak ada salahnya untuk mengamalkan amanah tuan guru alim ulama ajarkan sebagai bentuk perlindungan diri kepada Allah SWT dari segala musibah.
Buktinya Bupati dan Wakil Bupati Tapin berani menggelar pesta pernikahan anak anaknya diatas kepercayaan masyarakat pada hari arba mustamir ini diturunkan bala musibah sebanyak 320.000. Begitulah seorang pemimpin yang mampu menahan bala dan menolak musibah, apalagi kriteria bidang hukum dikenal pengorbanan merupakan syarat untuk berada di baris depan dan menjadi tokoh besar lagi disegani. Karena itulah, mereka menyajikan makanan dan hiburan untuk para undangan dengan harapan sakinah mawadah warahmah dan terhindar dari bala musibah.Amin.
Malam hari Rebo Wekasan atau Arba Mustamir sebelum acara pernikahan anggota BPK berkeliling menggunakan kendaraannya ditandai sirene untuk menyiram air tolak bala dari mulai pasar hingga sepanjang jalan acara Bupati Tapin.
Rebo Wekasan atau Arba Mustamir tentang pernikahan bagi masyarakat Jawa itu dilarang melangsungkan acara pernikahan di bulan Safar. Resiko besar dalam menjalin hubungan rumah tangga dan keluarga menjadi yang pertama mengalami ujian musibah.Kepercayaan ini sudah ada sejak dulu, dan sekarang pun masih menjadi pegangan masyarakat paguyuban Jawa.
Demikian Arba Mustamir bagi masyarakat Banjar Kalimantan Selatan, malam dan harinya Allah menurunkan sekitar 360.000 bala yang diturunkan pada saat itu. Banyak kaum Shalihin di Sekumpul mengantisipasi adanya bala dengan melakukan amalan sunah seperti istighfar, shalawat, membaca doa selamat tolak bala, membaca surah Yasin, dan dzikir sebanyak banyaknya.
Selain itu bersedekah makanan dan minuman atas dasar anugerah hallikhwal keadaan hati berupa cinta, kasih, sayangnya dalam menjalin hubungan rumah tangga Insya Allah dapat juga untuk menolak bala bencana.
Di waktu yang sama KH.Yajid Fahmi salah seorang ulama besar di Tapin dikabarkan meninggal dunia. Warga Tapin sontak terkejut seperti kehilangan sepuluh ribu orang mulia yang malam harinya di Arba Mustamir dirinya sempat mengamalkan ibadah sunah dan siang harinya dirinya meninggal di rumah sakit Martapura Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan.
Salah seorang Warga M.Husni seperti tak percaya kehilangan beliau. “Mau berangkat ziarah sekeluarga subuh tadi sempat menjadi imam di masjid dan memimpin baca Yasin dan shalawat Kamilah,”pungkasnya.(Nas)