Filipina Serbu Penyandera WNI

JAKARTA – MD : Militer Filipina dikabarkan telah menyerbu kelompok teroris Abu Sayyaf yang menyandera WNI. Akibat serbuan itu, 40 orang anggota Abu Sayyaf mati. Kabar penggempuran keompok militan tersebut disampaikan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Kamis (14/7).
    
Ryamizard mengatakan, saat ini pihaknya terus memantau perkembangan operasi militer yang dilakukan oleh Filipina. Ada sekitar 10 ribu pasukan militer yang dikerahkan Filipina untuk menyerbu kelompok Abu Sayyaf.
    
“Kondisi mereka di sana, kita lagi mantau operasi tentara Filipina. Tentara Filipina sejak minggu lalu koordinasi terus, akan mengerahkan pasukan besar hampir10 ribu, kemudian ada meriam ada helikopter dan lain-lain,” kata Ryamizard di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (14/7).
    
“Hasilnya beberapa hari yang lalu ada 40 yang mati pemberontak, ada 37 luka-luka, sebagian ditangkap. Dan operasi akan diteruskan ke arah barat,” tambah mantan Kepala Staf Angkatan Darat ini.
    
Lalu bagaimana dengan kondisi WNI yang disandera kelompok teroris itu?
    
“Dalam keadaan bagus. Tapi sandera-sandera yang lain kan bukan itu saja. Yang lain itu sudah ada yang sakit-sakit juga, tetapi, kalau kita laporan dua hari lalu dalam keadaan baik. Dua hari yang lalu ya,” jawab Ryamizard.
    
Dikatakan Ryzamizard, sandera yang sakit itu bukan berasal dari Indonesia. “Sandera negara orang. Kan negara orang sudah lama (disandera),” katanya.
    
Untuk selanjutnya, kata Ryamizard, akan dibahas soal rencana penyebruan lewat jalur darat. Pembahasan akan dilakukan pekan depan.
    
“Untuk pengejaran di darat minggu depan kita sudah membahas yang di darat bagaimana. Kalau yang di laut kan sudah. Kemudian juga dengan Malaysia juga rada sama. Seperti seakrang kita lihat, kalau kita lihat Filipina turun dari timur ke barat, dekat dengan Malaysia perbatasan. Kita dimana? Kita di selatan,” katanya.
Hambat Pembebasan
Kementerian Luar Negeri menegaskan jika upaya pembebasan terhadap sepuluh anak buah kapal Warga Negara Indonesia (WNI) yang diduga disandera kelompok Abu Sayyaf terus dilakukan.
    
Kendati demikian, upaya persuasif untuk membebaskan sandera yang dibangun pemerintah kini tengah mengalami hambatan.
    
“Kami gunakan kontak di sana untuk melakukan pendekatan kepada tokoh mereka. Memang sekarang sedikit sulit, karena Pemerintah Filipina sedang melakukan operasi militer. Sehingga, kontak kami tidak selalu seperti yang diharapkan,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir, saat memberikan keterangan di Kantor Kemenlu, Kamis (14/7).
    
Ia menyatakan, pemerintah akan menggunakan seluruh opsi yang ada untuk membebaskan para sandera. Namun, dalam upaya tersebut, keselamatan para sandera menjadi prioritas utama. Lebih jauh, Arrmanatha menegaskan, pemerintah tidak akan memenuhi keinginan penyandera yang meminta sejumlah uang tebusan.
Ia juga mengaku, belum mendapat kabar ihwal rencana pihak perusahaan membayar sejumlah uang sebagai tebusan kepada para penyandera.
     
“Kita belum mendengar dalam konteks dua terakhir ini, dalam rangka menyanggupi dan menyiapkan dana,” kata dia. (Indigo)

Berita Majalah Detektif Edisi 143, Juli 2016 :

Prabowo Soroti Kasus Sumber Waras
PNS Bolos Harus Terancam Disanksi Tegas
Filipina Serbu Penyandera WNI
Walikota dan Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Lakukan MoU
Imbas Kekecewaan kepada MKP, Bantuan Kementan Bakal Ditunda

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *