“Galeri Seni” Cegah Stunting, 50 Kader RCCE Waru – Gedangan Kabupaten Sidoarjo, Edukasikan Terkait Stunting

SIDOARJO, majalah detektif.com – Keaktifan dan kesungguhan Kader Posyandu menjadi salah satu ujung tombak penurunan angka stunting di Indonesia. Salah satu contoh Kader RCCE Waru – Gedangan, Kab. Sidoarjo, berhasil menurunkan angka stunting dari 29% pada tahun 2020 menjadi 8% di tahun 2022.

“Galeri Seni” Cegah Stunting, 50 Kader RCCE Waru – Gedangan Kabupaten Sidoarjo, Edukasikan Terkait Stunting

50 Kader ( Desa Janti, Desa Kedungrejo, Desa Waru, Desa Punggul, Desa Semambung, Desa Ketajen, Desa Sruni) RCCE mengedukasikan terkait stunting kepada Ibu Balita dan Baduta, dan dihadiri oleh Yuniar Sulistyo, Koordinator Provinsi RCCE, Arum Annisa,A.Md.Gz
Tenaga Pelaksana Gizi Puskesmas Ganting, dr. Diah Laksmisari, Kepala Puskesmas Medaeng, Ibu Amini, Bidan Koordinator  Puskesmas Gedangan, di Balai Desa Sruni Kec. Gedangan, Kab. Sidoarjo, Senin (31/10/2022).

Beberapa Kepala Puskesmas berdiskusi dengan Koordinator Provinsi RCCE terkait stunting
Beberapa Kepala Puskesmas berdiskusi dengan Koordinator Provinsi RCCE terkait stunting

Banyaknya ketidak sadaran masyarakat untuk tidak hadir di pos pelayanan terpadu karena malas atau beberapa hal yang membuat tingkatnya angka stunting. Ini yang menjadi salah satu upaya para kader untuk bisa memberikan edukasi dan konseling kepada ibu balita, baduta, cantin (calon pengantin), bumil (ibu hamil), hingga lansia.

Dr. Fenny Apridawati, S.KM, M.Kes., Kepala Dinas Kesehatan, Kab. Sidoarjo, saat diwawancarai melalui no whatsappnya, mengatakan berdasarkan hasil bulan timbang tahun 2020 presentase stunting di Desa Sruni sebesar 29% dan di tahun 2022 hasil bulan timbang presentase stunting 8%. Adapun upaya yang dilakukan untuk penurunan stunting di wilayah Gedangan khususnya Desa Sruni ada 6 point,”paparnya.

“Yang pertama adalah hasil pengukuran tinggi badan, dan penimbangan oleh kader, divalidasi oleh petugas puskesmas dan bidan desa, yang kedua menggunakan alat antropometri sesuai dengan standar bekerjasama dengan petugas puskesmas, ketiga, penggunaan dana APBDes untuk penanganan stunting, yaitu pengadaan alat antropometri, pelaksanaan aktif pos gizi, MP-ASI, pembinaan desa aktif dan pengadaan vitamin bagi balita stunting,”tambah Dr. Fenny.

“Yang ke empat untuk mendapatkan alokasi alat pengukuran tinggi badan, pemberian PMT (lokal dan pabrikan), dan obat gizi (vitamin), dari DinKes, kelima pendampingan kader ibu hamil resiko tinggi dan pendampingan kader untuk balita stunting dari puskesmas ( Dana APBD), dan yang terakhir adalah menyelenggarakan pelatihan penyegaran kemampuan kader dalam pemantauan tumbuh kembang oleh Puskesmas,”imbuhnya.

Yayuk Rahmawati, perwakilan dari Kader RCCE menyampaikan untuk menarik masyarakat supaya aktif datang ke posyandu, kita berikan edukasi dan konseling terkait stunting dan juga kita berikan pelatihan seperti kelas memasak, di mana dengan adanya edukasi dan konseling masyarakat bisa sadar dan mereka lebih semangat lagi bahwa pentingnya kesehatan untuk anak,”terangnya.

Para Kader menggambar menu isi piringku, di media piring steorofom
Para Kader menggambar menu isi piringku, di media piring steorofom

Dalam “Galeri Seni”, para kader menggambarkan menu isi piringku, dengan keterangan 35% makanan pokok, 30% protein hewani, 25% buah dan sayur, 10% kacang -kacangan.

dr. Diah Laksmisari menyampaikan sangat mendukung sekali, dengan adanya pelatihan yang didapatkan dari Plato bekerjasama dengan Unicef, karena para kader bisa mentransferkan ilmu-ilmu yang didapat, untuk bisa mengedukasikan kepada ibu balita, baduta, cantin, bumil, dan lansia, terkait bagaimana mendapatkan gizi yang seimbang dan kreativitas dalam pengolahan lagu yang bisa diberikan kepada ibu-ibu posyandu,”tutupnya.(Lidya)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *