SURABAYA, majalah detektif.com – Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah memastikan 2.282.949 anak mendapatkan Imunisasi tambahan Campak Rubella selama Bulan Imunisasi Anak Nasonal (BIAN).
“Keberhasilan mencapai angka cakupan lebih dari 97% dari jumlah sasaran anak usia 09 – 59 bulan, tidak terlepas dari dukungan semua pihak, upaya para tenaga kesehatan, para kader untuk memastikan anak-anak mendapatkan imunisasi yang mereka perlukan,” ungkap Kepala Dinkes Prov Jatim, Dr. Erwin Ashta Triyono, Selasa(13/9/2022).
dr., Sp.PD., KPTI., FINASIM, keberhasilan ini merupakan kontribusi Jawa Timur terhadap upaya eliminasi Campak Rubella pada tahun 2023 di seluruh dunia.
“Jumlah 971 puskesmas di Jawa Timur, lebih dari 800 Puskesmas berhasil mencapai target minimal 95% anak mendapatkan imunisasi tambahan campak Rubella maupun imunisasi penting lainnya selama periode Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) tahap II yang sudah dimulai sejak awal Agustus 2022,”imbuhnya.
Dra. Restu Novi Widiani MM, Kepala Dinas P3AK Provinsi juga menyampaikan bahwa, dengan melengkapi imunisasi, anak mendapatkan hak untuk tumbuh dan berkembang secara sehat, kita ingin mewujudkan masa depan dimana anak terlindungi, Indonesia Maju, pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat,”terangnya.
Imunisasi merupakan intervensi kesehatan yang paling sederhana dan efektif serta telah terbukti memberikan banyak manfaat kepada anak-anak.
“Sejak awal tahun, UNICEF sudah menyuarakan bahwa penurunan cakupan imunisasi rutin dan lengkap di Indonesia akan menyebabkan jutaan anak berada dalam ancaman kesehatan yang sangat genting,” ujar Kepala Kantor UNICEF untuk Wilayah Jawa,” kataTubagus Arie Rukmantara.
UNICEF menyampaikan apreasiasi setinggi-tingginya dan salut serta bangga atas keberhasilan Pemprov Jawa Timur dan masyarakat di 38 kabupaten-kota mengejar target BIAN. Ini capaian sangat penting, Jatim bekerja tanpa lelah, bersama-sama menjangkau semua anak, tanpa kecuali, agar Jatim bangkit dari pandemi dengan anak-anak yang lebih sehat yang kelak menjadi orang-orang hebat.
Meskipun mengalami penurunan cakupan imunisasi signifikan selama masa pandemi, bahkan berdasarkan data global yang di publikasikan oleh WHO dan UNICEF mengungkapkan penurunan yang terbesar pada vaksinasi anak-anak dalam waktu sekitar 30 tahun.
Di Indonesia, berdasarkan data Kementerian Kesehatan 1,7 juta bayi tidak mendapatkan imunisasi dasar, selama periode 2019- 2021, situasi ini juga menjadi perhatian, karena pada tahun 2021 kasus rubella meningkat di 25 provinsi.
Secara global, vaksin menyelamatkan lebih dari lima nyawa setiap menit, mencegah hingga tiga juta kematian per tahun, menjadikan vaksin sebagai salah satu kemajuan paling signifikan dalam kesehatan dan pembangunan global. Anak-anak yang divaksinasi tidak hanya lebih sehat, mereka berprestasi lebih baik di sekolah, menghasilkan manfaat ekonomi yang mempengaruhi seluruh masyarakat.(Ldy)