Melihat Khatam Al-Qur’an di Dinas PPKB Tapin

TAPIN, KALSEL – majalahdetektif.com : Melihat khataman Al-Qur’an pegawai Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Kabupaten Tapin diwarnai rebutan berkah uang pipikat usai lantunan kumandang shalawat. Kamis (5/1/2023), bertempat di kantor Dinas PPKB Tapin.

 

Uang lembaran baru senilai mulai dari lima puluh ribu, lima ribu hingga dua ribu tergantung dijadikan pipikat guna memetik berkah Ayat Suci Al-Qur’an.

 

Acara dihadiri Ibu Kepala Dinas PPKB Tapin Hj.Ahlul Jannah beserta seluruh pegawainya. Guru mengaji Ustadz Mahyuni.

 

“Sebagai umat muslim kita diwajibkan untuk hidup berpedoman kepada Al-Qur’an dan Hadist. Insya Allah, jika hidup berpedoman Al-Qur’an dan Hadist Rasulullah hidup kita selamat dunia dan akhirat,”katanya kepada sejumlah wartawan.

 

Diharapkan dengan kegiatan membaca Al-Qur’an ini seluruh pegawai kami mendapatkan berkah dan bekerja selalu dengan baik. Sebab manfaat Alquran ini sangat luar biasa bagi kesehatan. Diantaranya dapat menurunkan stress, menstabilkan tekanan darah dan detak jantung, membantu memusnahkan sel-sel kanker, meningkatkan fokus dan konsentrasi, dan nutrisi terbaik bagi otak.

 

Al-Qur’an juga mengajarkan kita untuk bersikap sabar dalam menjalani kehidupan. Setelah sabar, kita ikhlash. “Ketika kita Ikhlash mengerjakan sesuatu baik di lingkungan kantor hingga di kehidupan sehari-hari, Insya Allah kita mendapatkan Ridho Allah. Kalau Allah sudah Ridho, Insya Allah surga pasti didapatkan,”katanya.

 

Dan yang menarik dari sosok Ibu Ahlul Jannah, S.Pd setiap kali dalam doanya tak lepas dari doa Ummi Rabiyatul Adawiyah. Ra seorang wali wanita. “Illahi Anta Maksudi Waridhoka Mathlubi Attini Mahabahtaka Wa Marifataka”. Artinya, Allah maksudku. Ridho Allah tujuan hidupku, Cinta dan Marifat kepada Allah.

 

Diriwayatkan saat wanita divonis Rasulullah.Saw bahwa penduduk neraka lebih banyak kaum wanita ketimbang pria. Namun wanita memiliki kodrat dari Allahu ta’ala yang tak kalah Istimewa yaitu menjadi sosok Ibu (Bunda).

 

Saat itu banyak wanita (khauf) ketakutan. Ada yang kabur melarikan diri, putus asa dengan masalah kesetaraan gendernya, menolak dengan vonis ini, pasrah kepada Allah, dan lainnya. Tapi ada satu wanita yang diangkat oleh Allah menjadi Wali Wanita. Dalam hidupnya menjadikan Allah maksudnya, keridhoan Allah tujuan hidupnya, curahan asuhan cinta, kasih, dan sayang Allah hingga Marifat kepada Allah.

 

Bahkan karena Ridho Allah tujuan hidupnya, dirinya tak lagi memandang pahala dan dosa didalam dirinya. Dirinya selalu ikhlash dalam bekerja, menjadikan diri tempat persinggahan Allah dan Rasulullah Saw. Dari situ dirinya berada didalam jalan mustahab berlaku sunahtulah dalam hidupnya. Sehingga beliau dijamin Allah mendapatkan surga. Tapi apa katanya, “Surga tak pantas bagiku, neraka tak tahan diriku. Allah maksudku, Ridho Allah tujuan hidupku hingga dirinya meninggal Khusnul Khatimah”.(Nas)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *