Kepala BAPPEKO Mojokerto, Agung Moeljono mengatakan jika pertemuan hari ini menggunakan tagline Ada apa dengan Neng Ita ? Apa yang sudah dilaksanakannya, apa yang sedang dilaksanakannya dan apa yang akan dilaksanakannya ?
“Hampir 1 tahun 3 bulan Neng Ita menjabat sebagai Wali Kota Mojokerto. Intervensi beliau sangat besar, yakni memenuhi janji janji kampanye,” ujar Agung.
Sementara itu, Wali Kota Mojokerto, Hj.Ika Puspitasari, S.E atau yang akrab disapa Neng Ita mengatakan bahwa Kota Mojokerto ini potensi SDMnya sungguh luar biasa. Terbukti dengan banyaknya ekonomi kreatif yang muncul dari Kota kecil ini. “Kota ini adalah kota perdagangan. Jual kuliner apapun di kota ini tidak ada yang tidak laku. Kota ini adalah pusat dari Mojokerto raya. Branding Mojopahit bakal terus kami gaungkan,” ujar Neng Ita.
Lebih lanjut, Wali Kota Mojokerto, Hj.Ika Puspitasari, S.E juga mengatakan jika pemerintah telah memfasilitasi sentra alas kaki. “Kami telah membuat pelatihan menjahit selama 3 bulan dan telah bersertifikat dari lembaga yang ada di bawah kementerian perindustrian. Potensi itu tidak hanya mampu secara regional ataupun nasional tapi faktanya bisa jadi komoditas eksport.
Selain itu, kuliner kita fasilitasi dengan kita datangkan pendamping dari Bisisi. Dimana perusahaan ini mengeksport aksesoris yang merupakan hasil pemberdayaan ribuan UKM di Indonesia,” kata Neng Ita.
Ada tiga program khusus yang saat ini tengah difokuskan dalam mendukung Kota Mojokerto sebagai Kota Pariwisata. Yang pertama, penanganan banjir di sejumlah wilayah. Sebagai daerah yang memiliki topografi cekungan, Kota Mojokerto sering kali dilanda banjir dibeberapa titik ketika hujan deras. ‘
Tak heran, permasalahan banjir tersebut, memiliki perhatian khusus bagi wali kota perempuan pertama di Kota Mojokerto ini. Sejak tahun pertama menjabat, Neng Ita, sapaan akrab wali kota, terus berbenah dengan meninjau secara langsung kondisi di lapangan. Seperti, perbaikan sistem drainase secara terpadu (biopori, sumur resapan, busem). Tak hanya perbaikan sistem drainase, Pemerintah Kota juga melakukan normalisasi saluran primer sepanjang 24,248km, sekunder (91,158km), dan tersier (248,542km). Serta pengadaan sekaligus peningkatan sarana dan prasarana (pompa, rumah pompa dan pompa portable, excavator dan truk). Dan mengoptimalkan program kali bersih (Prokasih) di tingkat lingkungan, dengan harapan mampu mengurangi volume sampah. Sehingga potensi luberan air yang masuk ke pemukiman warga dapat ditanggulangi sejak dini.
“Sebagai kota yang dikelilingi dengan berbagai aliran sungai, tentunya sampah – sampah tersebut tidak datang secara regional saja ya. Yang artinya, Kota Mojokerto ini kan berada di tengah – tengah sehingga sering kali mendapatkan kiriman sampah dari hulu ke hilir. Sedangkan untuk warga kota, kami telah memberikan edukasi dan sosialisasi agar tidak membuang sampah di sungai dan memanfaatkan TPA atau TPST sebagai tempat pembuangan sampah,” pinta Neng Ita.
Di tahun – tahun sebelumnya, peristiwa banjir yang kerap melanda Kota Mojokerto hingga berhari – hari, belum dapat ditanggulangi secara maksimal. Hingga pergantian kepemimpinan baru di tahun 2019, Pemerintah Kota Mojokerto fokus dalam menanggulangi banjir dengan melakukan pengkajian drainase primer. Hasilnya, potensi – potensi banjir dapat ditangani secara tepat sasaran. Salah satunya, mengoptimalkan fungsi rumah pompa yang tersebar sebanyak 17 unit.
Pemerintah Kota Mojokerto Juga telah menyiapkan grand desain Wisata Bahari Majapahit, yang bakal menjadi jujukan baru bagi para wisatawan. Pengembangan kepariwisataan ini nantinya akan berada di wilayah timur Kota Mojokerto atau bersebelahan dengan Jambatan Rejoto. Di atas lahan seluas delapan hektar, Ning Ita telah menyiapkan pembangunan Taman Budaya yang dilengkapi dengan Ampy Teater. Akan ada Monumen dan Taman Kaltaparu, Monumen Gajah Mada, Kapal Bahari, camping ground, wisata perahu Majapahitan, Monumen Tri Buana Tungga Dewi & Renovasi Pemandian Sekarsari. Sedangkan untuk bantaran Kali Ngotok, kami bekerjasama dengan BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) dalam pemanfaatannya. Seperti penanaman Pohon Tabebuya, Pohon Mojo dan mengembangkan agrowisata kota yang modern. Sedangkan tahun ini, pengerjaan Monumen Tri Buana Tungga Dewi dan Pemandian Sekarsari, masih dalam progress,” kata Neng Ita. (Mar)