Mojokerto – Majalahdetektif.com, MOJOKERTO : Program inkubasi wirausaha untuk ketahanan pangan yang telah berhasil pada tahun 2020 terus dikembangkan di Kota Mojokerto hingga saat ini dan diperluas cakupannya.
Berdasarkan hasil survey Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A), terdapat lebih dari 1000 juta yang tertarik untuk mengikuti inkubasi wirausaha dala
m bidang pertanian, perikanan dan peternakan yang diampu oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Mojokerto.
Wali kota Mojokerto Ika Puspitasari saat membuka Rapat Koordinasi Bersama Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Bidang Pertanian, Perikanan, dan Peternakan se-Kota Mojokerto di Pendopo Sabha Kridatama Rumah Rakyat, Rabu (27/10/21)
Ning Ita dalam pertemuanndebgan kelompok tani tersebut Menyampaikan bahwa Pemerintah Kota Mojokerto akan terus fokus selainnwirausahabjuga petani, “Program inkubasi wirausaha ini merupakan upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Mojokerto dalam pemulihan ekonomi akibat Covid-19. Dimana pemulihan ekonomi merupakan tugas pemerintah daerah selain penanganan bidang kesehatan dan jaring pengaman sosial tidak terkecuali bidang pertanian juga mendapat perhatian khusus” jelasnya.
Pada kesempatan ini, Ning Ita juga menyampaikan, Kota Mojokerto memang minim lahan, namun tidak menutup kemungkinan untuk mencukupi kebutuhan pangan seperti ayam, telur, ikan dan sayuran.
“Melalui inkubasi wirausaha dalam bidang pertanian, perikanan dan peternakan ini bisa tercipta wirausaha yang berkelanjutan, tidak hanya sekali panen langsung selesai tapi masih bisa menanam lagi dan panen lagi” ujar anak mantan Petani dan Kades Tampungrejo ini.
Ning Ita juga berharap para Petani harus disinergikan untuk pemasarannya dengan e-warong, sehingga terjadi perputaran ekonomi di Kota Mojokerto dari warga Kota Mojokerto untuk warga Kota Mojokerto dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Dalam pertemuan ini Ning Ita juga menyarankan agar hasil budidaya anggota Kube bisa diatur sedemikian rupa dan disinergikan dengan Pokdarwis pada masing-masing kelurahan, sehingga dapat menjadi potensi pariwisata.
Dan untuk menciptakan skema ini diperlukan kesamaan persepsi antara OPD pengampu, para pendamping dan anggota Kube. Kepada para Camat dan Lurah, Ning Ita juga menginstruksikan agar monitoring dan evaluasi dengan seksama. (Mar/Adv)