Mojokerto Kota – majalahdetektif.com : Dalam Upaya meningkatkan kesadaran para pelaku usaha di Kota Mojokerto agar menjaga lingkungan hidup dan ikut mengendalikan pencemaran, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mojokerto telah mengelar Sosialisasi tentang pengendalian pencemaran air dan pembinaan penataan lingkungan hidup di Sabha Mandala Madya pada Selasa (18/07/2023).
Acara Sosialisasi dibuka langsung oleh Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari, SE diikuti sekitar 120 orang baik dari instansi-Dinas terkait serta Pelaku Usaha se – Kota Mojokerto dan menghadirkan Dua Nara Sumber dari DLH Propinsi Jawa Timur.
Plt. Dinas Lingkungan Hidup Kota Mojokerto Amin Wachid dalam sambutannya mengatakan, pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup berdampak pada kelangsungan hidup manusia saat ini dan juga kelangsungan hidup manusia yang akan datang. Untuk itu perlu diadakan kegiatan sosialisasi bagi pelaku usaha untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup.
“Sesuai pasal 67 UU nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengolahan lingkungan hidup menyebutkan setiap manusia berkewajiban memelihara kelestarian fungsi Lingkungan hidup dan mengendalikan pencemaran lingkungan hidup,“ tegas Amin.
Lanjut dikatakan Amin Wachid, acara sosialisasi pencemaran air dan pembinaan lingkungan hidup bagi pelaku usaha/kegiatan dengan tujuan meningkatkan kesadaran para pelaku usaha untuk menjaga lingkungan dari pencemaran limbah yang dihasilkan dari usaha.
Sesuai pantauan media ini, Acara sosialisasi ini menghadirkan Narasumber dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Timur antara lain saudari Erika Hakasmanti, ST dan Feny Triwahyuti, S.T. yang berbicara tentang lingkungan hidup dan Pencemaran dengan mumpuni berlangsung sangat menarik dan mendapat sambutan hangat dari peserta sosialisasi.
Dalam sambutannya Wali Kota Mojokerto Hj Ika Puspitasari mengatakan, Kota Mojokerto termasuk Kota Terkecil nomor 3 di dunia, hanya memiliki luas 20,46 KM2 saja, Bila dibandingkan dengan daerah lain, Kota Mojokerto ini luasnya setara dengan satu wilayah Kecamatan saja di Indonesia.
“Berdasarkan data dari Badan Informasi Geosvasia, menyebutkan dari luas wilayah 20,46 km2, itu 57 % nya adalah pemukiman penduduk, sisanya perkantoran, kegiatan usaha, Ruang Terbuka Hijau dan lahan pertanian, “ katanya
Ning Ita panggilan akrab Wali Kota ini, menambahkan dampak lingkungan terbesar ialah penyediaan air bersih dengan air limbah sangat berhimpitan, maka dari itu untuk menjaga lingkungan hidup, Pemkot Mojokerto intervensi dengan cara bantu instalasi pengolahan limbah, sanitasi air bersih, program jamban sehat, satu rumah satu jamban, supaya dampak kesehatan tidak begitu besar yang ditimbulkan dari limbah rumah tangga.
“Kalau limbah yang dihasilkan dari masyarakat, limbah rumah tangga, pemerintah membantu gimana caranya agar kelestarian lingkungan terjaga, kalau limbah dari kegiatan usaha jadi tanggung jawab dari pelaku usaha, masing-masing“ tegasnya.
Wali Kota perempuan pertama di Kota Mojokerto ini menandaskan, Kota Mojokerto merupakan Kota kecil jangan sampai tercemar, bisa memperburuk kondisi Kota Mojokerto. Nantinya Kota Mojokerto ini kita wariskan pada generasi anak cucu kelak dimasa tahun-tahun mendatang.
“Ayo bareng-bareng menjaga lingkungan Kota Mojokerto agar tetap bersih, bebas pencemaran, nantinya kita wariskan pada anak cucu kita kondisi lingkungan sehat,“ pesannya.
Menurutnya Kota Mojokerto ini wilayahnya kecil, namun semangat untuk maju, dengan prioritaskan sebagai Kota Wisata, Potensi wisata sejarah dan wisata budaya dan wisata kuliner sangat besar maka Lingkungan hidup dan pencemaran harus dikendalikan.
“Semakin banyak wisatawan yang berkunjung, otomatis yang ditimbulkan sampah makin banyak, begitu juga semakin banyak wisatawan berkunjung semakin laris usaha kuliner dan usaha lain-lainnya masyarakat Kota Mojokerto makin berkembang, hal ini harus dijaga dan dikembangkan agar saling berkesinambungan,“ tutupnya. (Mar/Adv)