Mojokerto, majalahdetektif.com – Di tengah ketatnya persaingan industri gula nasional, Pabrik Gula (PG) Gempolkrep Kabupaten Mojokerto kini menghadapi tantangan serius. Sekitar 30 ribu ton gula produksi 2025 masih menumpuk di gudang, sementara serapan pasar belum sepenuhnya berjalan lancar.
Humas PG Gempolkrep, Taufan Pamungkas, mengungkapkan bahwa kondisi ini tidak terlepas dari derasnya arus gula rafinasi serta tumbuhnya pabrik gula swasta yang membuat kompetisi semakin sengit. Kendati demikian, pihaknya tetap optimistis penjualan akan bergerak lebih baik pada November mendatang.

“Untuk produksi tahun 2023 dan 2024 sudah terserap seluruhnya. Tantangan sekarang adalah bagaimana 30 ribu ton gula produksi terbaru bisa segera terdistribusi. Kami harus berkompetisi bukan hanya dalam kuantitas, tetapi juga strategi pemasaran,” jelas Taufan.
Langkah memperkuat sinergi dengan berbagai pihak terus dilakukan, salah satunya melalui audiensi dengan Persatuan Wartawan Mojokerto Raya (PWMR) yang digelar pada Rabu (1/10/2025). Dalam forum tersebut, insan pers menyampaikan dukungan dan membuka ruang kolaborasi bagi PG Gempolkrep agar mampu menjawab tantangan zaman.
Ketua PWMR, Jayak Mardiansyah, menilai kolaborasi ini tidak sekadar soal pemberitaan, tetapi juga membangun ruang dialog agar industri gula lokal tetap bertahan dan bermanfaat bagi masyarakat. “PWMR ingin hadir bukan hanya sebagai penyampai informasi, tetapi juga sebagai mitra yang bisa memberikan perspektif baru untuk kemajuan bersama,” tuturnya.
Hal senada disampaikan Raden Agung, Humas PWMR. Menurutnya, PG Gempolkrep memiliki potensi besar untuk berkembang, namun perlu langkah kreatif agar tetap relevan. “Tantangan penjualan gula bisa disiasati dengan memperkuat branding gula lokal Mojokerto, menjalin sinergi dengan UMKM kuliner, dan membuka jalur distribusi digital. Media siap membantu mengangkat langkah-langkah positif ini agar masyarakat tahu bahwa PG Gempolkrep bukan hanya pabrik, melainkan motor penggerak ekonomi lokal,” ujarnya.
Selain fokus pada bisnis gula, PG Gempolkrep juga aktif menyalurkan program tanggung jawab sosial (CSR). Dukungan kepada desa-desa sekitar diwujudkan dalam berbagai kegiatan, mulai dari normalisasi sungai hingga pembangunan sumur artesis, yang semuanya ditujukan untuk mendukung ekosistem budidaya tebu.
“Kami ingin menjalin hubungan simbiosis mutualisme. Kehadiran media dapat menjadi jembatan komunikasi agar kontribusi PG Gempolkrep terhadap masyarakat lebih dikenal luas,” pungkas Taufan. (Den/Adv)