Bapenda Kabupaten Mojokerto Terus Optimalisasi Raihan PAD, Ini Cara Baru Dan Hasilnya

Mojokerto – majalahdetektif.com : Bapenda Kabupaten Mojokerto terus berusaha mengoptimalkan perolehan Pendapatan Asli Daerah(PAD). Salah satu caranya kini memanfaatkan kemajuan teknologi. Hasilnya Bapenda berhasil memotret ribuan potensi objek baru untuk dijadikan sebagai wajib pajak, baik sektor pajak PPB ataupun sektor lainnya.

 

Plt Kepala Bapenda Kabupaten Mojokerto Ardi Sepdianto, saat dihubungi media ini seusai Rapat Koordinasi Bapenda pada Kamis (06/06/2024) melalui Sekretarisnya mengatakan, berbagai upaya dilakukannya untuk meningkatan PAD di Kabupaten Mojokerto agar target tahun ini sebesar Rp 685 miliar mampu terlampaui.

 

Orang dekat Bupati Ikhfina yang juga menjabat Kadisinfokom ini, yang terbaru dibawah kepemimpinannya, Bapenda mulai fokus memetakan potensi wajib pajak baru di 18 Kecamatan yang ada di Kabupaten Mojokerto

 

“Dengan menggunakan teknologi, kita mulai melakukan mapping potensi baru untuk meningkatkan PAD di Kabupaten Mojokerto,” ungkapnya.

 

Pihaknya bertekad berupaya meningkatkan PAD sebagai komitmen Pemkab Mojokerto untuk tidak mengandalkan dana transfer dari Pemerintah Pusat saja. Dia menegaskan, sekarang sudah saatnya menjadikan kemandirian fiskal bagi daerah dengan berbagai terobosan sambil memanfaatkan kemajuan teknologi.

 

“Sesuai tuntutan jaman Makanya, kita dituntut cakap mencari potensi sumber-sumber PAD. Kita memanfaatkan teknologi untuk ekstensifikasi pajak daerah. Kita mencari objek pajak yang menjadi potensi baru pendapatan daerah,” tegas Ardi.

 

Menurutnya ada salah satunya langkah konkret Bapenda kini telah meluncurkan aplikasi yang dinamai inovasi Geographic Information System Electronic (GIS-El 2.0) kini di Bapenda mulai dijalakannya, Aplikasi ini diharapkan mampu menampilkan peta digital untuk objek pajak se-Kabupaten Mojokerto.

 

Melalui GIS-El, fiskus atau petugas pemungut pajak daerah mampu mendeteksi mana objek pajak yang sudah menjadi wajib pajak dan yang belum. Fiskus juga dapat melihat perubahan objek pajak pada GIS-El 2.0.Dengan demikian, maka pendataan objek pajak bisa lebih akurat dan dapat mengoptimalkan PAD dari sektor pajak daerah.

 

Ardi memberi contoh, “Misal di data PBB-P2-nya memuat informasi bangunan 100 meter persegi (m2), tetapi ada perubahan luasan bangunan menjadi 150 (m2) dan tidak dilaporkan, kita bisa mendeteksi itu,” beber pria yang sangat dengan Bupati Ikhfina ini.

 

Hasilnya sungguh mengejutkan, melalui GIS-El, Bapenda kini berhasil mendeteksi sebanyak 150 objek baru sektor PBB yang menjadi potensi pemasukan daerah. Mulai perluasan pabrik hingga perluasan pembangunan tempat usaha. “Objek baru yang kita deteksi ini memiliki potensi PAD sebesar Rp 2,5 miliar. Angka itu baru dari sektor PBB. Dan kita target, tahun ini bisa menuntaskan 60 objek pajak baru menjadi wajib pajak,” ungkap mantan Camat Pacet ini.

 

Menurutnya sektor lain seperti Obyek Pajak Restoran atau Tempat Kuliner yang kini menjamur, lanjut Ardi, objek baru yang terdeteksi melalui GIS-El ini terbukti lebih banyak lagi, yakni capai 4.500 objek baru. “Setelah kita kerucutkan ada sekitar 614 objek baru yang memiliki skala usaha menengah besar. Berapa potensinya? Itu nanti kita verval ke lapangan. Potensi baru itu kita lakukan verifikasi dan validasi ke lapangan. Setelah benar, kita data sebagai sumber pendapatan baru pada setiap potensi pajak yang secara real akan mampu mengoptimalkan PAD,” tutup Ardi. (Mar/Adv)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *