Kota Mojokerto, Majalahdetektif.com — Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Pemerintah Kota Mojokerto menggelar Kirab Pataka sebagai bagian dari perayaan Hari Jadi ke-107 Kota Mojokerto, Kamis (5/6). Sebanyak 12 pataka yang merupakan warisan budaya Majapahit dikirab dari Alun-Alun Wiraraja menuju Balai Kota Mojokerto.
Pataka—yang dipinjam dari koleksi Museum Gubug Wayang—diterima langsung oleh Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari. Kirab ini menjadi simbol pelestarian nilai-nilai luhur dan estafet peradaban yang terus dijaga oleh Kota Mojokerto.
> “Pataka ini adalah lambang semangat, amanah budaya, dan kehormatan sejarah. Pemerintah Kota Mojokerto kini memikul tanggung jawab besar untuk merawat warisan Majapahit sekaligus mewariskannya kepada generasi masa depan,” ujar Ning Ita.
Sebagai daerah yang berdiri di atas jejak peradaban Majapahit, Ning Ita menyebut Mojokerto tidak hanya memiliki kebanggaan historis, tetapi juga tanggung jawab untuk membangkitkan kembali semangat kejayaan masa lampau melalui seni, budaya, pendidikan, dan ekonomi kreatif.
> “Kami ingin menghadirkan pendidikan yang bermakna, menjadikan ruang-ruang publik sebagai galeri budaya, dan mengintegrasikan budaya ke dalam kekuatan ekonomi kreatif lokal,” imbuhnya.
Dalam momen ini, dilakukan penandatanganan kesepakatan bersama antara Pemkot Mojokerto dan Museum Gubug Wayang untuk memperkuat kolaborasi di bidang pendidikan, kebudayaan, pariwisata, dan ekonomi kreatif.
Kesepakatan tersebut ditindaklanjuti melalui kerja sama teknis antara Museum Gubug Wayang dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, serta dengan Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan, untuk pelestarian artefak dan batik di Sentra IKM dan PLUT. Kerja sama juga dijalin dengan Bagian Umum Setda untuk penempatan koleksi artefak di Rumah Rakyat dan Balai Kota.
> “Kami berterima kasih kepada Museum Gubug Wayang atas sinergi yang luar biasa. Ini bukan sekadar kerja sama administratif, tetapi bentuk komitmen bersama dalam membangun identitas dan karakter Kota Mojokerto,” tutur Ning Ita.
Lebih dari sekadar seremoni budaya, kirab pataka ini menjadi momentum penting untuk meneguhkan jati diri daerah dan memperkuat nilai-nilai kebangsaan.
> “Bangsa yang besar adalah bangsa yang mencintai budayanya. Melalui kegiatan ini, kita ingin memastikan bahwa generasi muda tidak tercerabut dari akar budayanya,” pungkasnya. (Den)