Mojokerto, Majalahdetektif.com — Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari, kembali menunjukkan komitmennya dalam menjaga kesehatan lingkungan warga. Ia turun langsung memimpin pelaksanaan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di Lingkungan Penarip Gang 2, Kelurahan Kranggan, Kecamatan Kranggan, pada Jumat (23/5), sebagai langkah nyata dalam mencegah penyebaran penyakit berbasis lingkungan, terutama Demam Berdarah Dengue (DBD).
Dari hasil pemeriksaan di lapangan, tercatat hanya 69 persen dari total 39 rumah yang diperiksa dinyatakan bebas jentik nyamuk. Angka tersebut jauh di bawah ambang batas minimal keberhasilan PSN, yakni 95 persen.
“Ini angka yang sangat memprihatinkan, apalagi kawasan ini padat penduduk dan terdapat pondok pesantren serta lembaga pendidikan. Ini menjadi peringatan serius bagi kita semua,” ujar Ning Ita, sapaan akrab Wali Kota Mojokerto.
Ia menambahkan, kondisi fisik lingkungan juga turut memperburuk situasi. Banyak rumah ditemukan dalam kondisi kurang layak dari sisi ventilasi, penataan barang-barang, serta kelembapan ruangan, yang menjadi tempat ideal bagi nyamuk berkembang biak.
Melihat situasi tersebut, Ning Ita mengimbau masyarakat agar lebih aktif melakukan kerja bakti dan gotong royong secara rutin. Menurutnya, tindakan preventif yang dilakukan secara kolektif merupakan kunci utama untuk memutus rantai penularan penyakit.
“Kalau sudah sakit, baru menyesal. Maka mari kita cegah bersama-sama. Bersihkan lingkungan, lakukan 3M Plus, dan terlibat aktif dalam PSN. Sengaja saya turun langsung untuk memberi semangat agar warga tidak lengah,” tegasnya.
Kegiatan PSN ini merupakan bagian dari program berkelanjutan yang digalakkan Pemerintah Kota Mojokerto bekerja sama dengan para kader motivator kesehatan. Tidak hanya sebagai upaya pengendalian DBD dan Tuberkulosis, PSN juga menjadi media edukasi masyarakat untuk terus menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di lingkungan masing-masing.
Lebih dari sekadar kegiatan simbolis, kehadiran Ning Ita dalam kegiatan PSN juga menjadi sarana untuk memastikan bahwa seluruh warga mendapatkan hak-hak sosial mereka. Ia ingin memastikan bahwa pemerintah hadir secara menyeluruh, baik dari sisi kesehatan, edukasi, hingga perlindungan sosial.
“Upaya ini tidak akan berhasil tanpa partisipasi aktif masyarakat. Pemerintah bisa hadir, tapi kalau tidak ada kesadaran kolektif, maka hasilnya akan sia-sia. Mari kita jadikan kebersihan lingkungan sebagai budaya, bukan hanya kegiatan musiman,” pungkasnya.
Dengan pendekatan langsung dan partisipatif seperti ini, Pemerintah Kota Mojokerto berharap bisa menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan sebagai investasi jangka panjang bagi kesehatan dan kesejahteraan bersama. (Den)