SIDOARJO, majalah detektif.com – Gundukan tumpeng diarak oleh warga Desa Kedung pandan menuju wisata bahari tlocor. Kebudayaan ini masih melekat, dan tradisi tidak bisa dipisahkan. Masyarakat masih kental dengan tradisi yang ada, ini adalah bukti bahwa warga Kedung pandan masih menghormati para leluhurnya.
Arakan tumpeng disambut bersamaan dengan karnafal. Warga menampilkan seni dan kreativitas, mulai dari baju adat yang dipakai untuk kostum karnafal, tampilan Anoman, Garuda Pancasila sebagai lambang negara yang berbhenika tunggal Ika, merupakan wujud bahwa Indonesia beraneka macam budaya, bangsa dan adat istiadat,ada patung dewa seperti leak khas bali, makanan atau hasil mata pencarian melaut (ikan, kepiting,udang) juga diarak menuju dermaga.
Kepala desa beserta jajarannya, Babinsa, Babinkamtibmas dan juga para tokoh agama, tokoh masyarakat, dan seluruh warga Kedung pandan hadir bersama – sama merayakan sedekah bumi, sebagai bukti cinta tanah air dan leluhurnya.
Tradisi ini tidak boleh sampai punah, setiap tahun harus terus dilakukan, mengingat pesan leluhur terdahulu, bahwa setiap tahunnya harus menyerahkan kepala domba untuk dijadikan sesaji dan dilarungkan di dermaga (perbatasan sungai menuju laut).
Subiat warga Tegal Sari, yang disepuhkan oleh warga setempat (tokoh masyarakat), menyampaikan saat diwawancarai secara langsung oleh media majalah detektif “desa Kedung pandan ini harus dirawat, supaya keselamatan, kemudahan rezeki, tetap diberikan oleh Sang Maha Pencipta, 1 kepala kambing harus dilarungkan di dermaga diantara pertengahan pulau Lusi,”paparnya.
“Hari ini adalah sedekah desa yang dilakukan warga Kedung pandan, akan ada arak – arakan untuk menuju ke dermaga tlocor, saya di dampingi oleh Babinsa, Babinkamtibmas, tokoh agama, dan nakoda kapal, untuk mengantarkan saya ke pulau Lusi yaitu melarungkan 1 kepala kambing,”terang Kades.
Sebelum dilarungkan sesepuh tokoh, melakukan ritual yang sesuai dengan keyakinan, dan disambung dengan doa bersama oleh tokoh agama sebelum pemberangkatan, dan malam harinya ada hiburan Ludruk, Rabu (24/8/2022).
“Dengan adanya sedekah desa, berharap seluruh warga desa Kedung pandan menjadi makmur, tentram, dan sejahtera,”imbuh Wawan selaku kades.
Sedekah desa dilakukan dengan hikmat oleh tokoh agama dan sesepuh.
Tampilan beraneka macam karnaval mulai dari anak-anak, dewasa, bahkan orang tua/ pun lansia juga menikmatinya, dan melihat secara langsung acara dari awal hingga akhir.
Kebudayaan harus tetap terjaga dan kita lestarikan, karena kita berpijak di bumi Pertiwi Indonesia. Salam Rahayu… Rahayu. (Ldy)