JAKARTA – MD : Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menyatakan sejumlah terduga teroris telah ditahan. Mereka ditahan terkait peristiwa bom di Jl Thamrin yang terjadi pada Kamis, 14 Januari lalu.
“Yang ditahan kemarin sudah ditambah lagi, 19 ditambah 3 jadi 22 total,” kata Kapolri usai menghadiri pelantikan gubernur dan wakil gubernur di Istana Negara, Jl Veteran, Jakarta Pusat, Jumat (12/2).
Badrodin menyebut para terduga teroris ini telah berkolaborasi antara jaringan Poso dan Suriah. Sehingga tak bisa disebut hanya satu kelompok saja.
Selain itu juga ada aliran dana yang ditelusuri oleh polisi. Polri juga telah mengantongi rekening yang bersangkutan. “Sudah. Kalau yang ini (yang baru ditangkap) hanya Rp 900 ribu (aliran dananya),” ujar Kapolri.
Sementara itu mantan Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (Waka BIN), Asad Ali menilai bahwa radikalisme sebenarnya bukan terjadi karena masalah agama dan keyakinan. Gerakan-gerakan radikal itu lahir karena masalah politik.
“Radikalisme itu terkait politik, bukan terkait agama,” kata Asad dalam acara peluncuran buku berjudul Deradikalisasi karya AS Hikam di Bentara Budaya Jakarta.
Menurut Asad, radikalisme pertama di dunia pun muncul akibat masalah politik. Saat itu, Sayyidina Ali terlibat konflik dengan sebuah kelompok bernama Khawarij. Kelompok tersebut mengatasnamakan agama dalam melakukan pemberontakan, padahal ada motif politik dan kekuasaan.
“Jadi masalahnya politik, bukan agama, hanya yang dipakai adalah dalil masalah agama,” ujar Asad.
Di Indonesia, kata Asad, gerakan-gerakan radikal juga muncul karena masalah politik. Ketika Indonesia merdeka, terjadi perdebatan panjang mengenai dasar negara, apakah akan menggunakan ajaran Islam atau nasionalis. Karena aliran nasionalis yang terpilih sebagai dasar negara, mereka yang tidak terima pun berusaha untuk memberontak.
“Yang memberontak kan turunan mereka-mereka itu juga. Itu kan politik namanya. Pesantren, NU, enggak ada yang begitu karena kita dukung negara pancasila,” ucap Asad.
Dia berpesan agar nilai-nilai Pancasila terus dikuatkan sehingga aksi-aksi radikalisme bisa ditekan. (Indigo)
Berita Majalah Detektif Edisi 138, Februari 2016 :
Bom Thamrin, 22 Terduga Teroris Ditahan
Banyak Mafia di Bisnis Garam
Jaksa Yulianto: Memang Saya Kader Hary Tanoe
Warga Surabaya: Jalan Diperbaiki, Tetap Saja Banjir
Mantan Guru dan Ustadz Jadi Pengedar Narkoba
Walikota Mojokerto: Kami Sangat Terbuka Dengan Daerah Manapun Untuk Mengembangkan Baznas