5.035 Santri Diwisuda, Pemkab Mojokerto Luncurkan Program Hafidz dan Sistem PPDB Baru Tahun 2025

Kabupaten Mojokerto, Majalahdetektif.com – Ribuan santri dari berbagai jenjang pendidikan memadati Pendopo Graha Maja Tama (GMT) Kabupaten Mojokerto, Selasa (27/5/2025). Suasana penuh haru dan rasa bangga terasa kental saat sebanyak 5.035 santri resmi diwisuda dalam acara Wisuda Tahfidz Gemajuza 2025. Tak sekadar seremoni kelulusan, momen ini menjadi tonggak sejarah baru dunia pendidikan Mojokerto dengan peluncuran Program Hafidz, deklarasi sistem baru Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2025/2026, serta perayaan capaian prestisius sebagai daerah dengan nilai tertinggi Standar Pelayanan Minimum (SPM) bidang pendidikan secara nasional.

Empat capaian besar ini menjadi simbol nyata keseriusan Pemerintah Kabupaten Mojokerto dalam membentuk generasi yang unggul, berakhlak, dan siap menghadapi tantangan zaman. Bupati Mojokerto Muhammad Albarra yang hadir langsung dalam acara tersebut menyebut bahwa Gemajuza—akronim dari Gerakan Mojokerto Menghafal Juz Amma—bukan hanya program hafalan semata, melainkan pondasi pendidikan karakter jangka panjang.

> “Melalui Gemajuza, kami ingin menanamkan nilai-nilai moral sejak dini. Anak-anak yang tumbuh bersama Al-Qur’an akan menjadi benteng akhlak di lingkungan mereka. Ini bukan hanya tentang hafalan, tapi tentang membentuk pribadi yang kuat dan religius,” ujar Bupati yang akrab disapa Gus Barra itu di hadapan ribuan tamu undangan.

Ia menegaskan, keberhasilan program ini turut berkontribusi dalam menjaga ketertiban pelajar di Mojokerto, yang hingga kini dinilai aman dari fenomena kekerasan seperti tawuran atau tindakan brutal yang marak di daerah lain.

> “Tidak ada kasus pelajar bawa senjata tajam atau tawuran di Mojokerto. Itu karena sejak SD dan SMP mereka sudah dibekali pendidikan karakter dan dikenalkan pada Al-Qur’an sebagai kontrol diri,” imbuhnya.

Sebagai penguatan dari program Gemajuza, Pemkab Mojokerto resmi meluncurkan Program Hafidz, yang dirancang untuk mendorong para siswa menghafal Al-Qur’an secara lebih intensif hingga 30 juz. Program ini menyasar siswa SD dan SMP yang telah menyelesaikan hafalan Juz Amma atau juz lainnya, dengan target jangka panjang mencetak generasi Qur’ani yang cerdas, berakhlak, dan amanah.

> “Ini investasi jangka panjang untuk masa depan. Kita ingin melahirkan calon pemimpin yang berjiwa Qur’ani. Hafalan bukan tujuan akhir, tapi awal dari pembentukan karakter dan moralitas anak-anak kita,” terang Gus Barra.

Ia juga berpesan kepada seluruh santri yang diwisuda agar tidak berhenti menghafal hanya pada beberapa juz. “Jangan puas dengan 5 atau 10 juz. Lanjutkan sampai 30 juz. Karena itu akan menjadi mahkota untuk kalian dan orang tua kalian di surga,” tuturnya penuh harap.

Tak hanya fokus pada aspek religius, dalam kesempatan itu, Pemkab Mojokerto juga secara resmi mendeklarasikan sistem baru Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun ajaran 2025/2026. Sistem ini akan diterapkan secara serentak di seluruh satuan pendidikan di Mojokerto dengan prinsip utama keadilan, transparansi, dan tanpa pungutan liar.

> “Kami ingin memastikan bahwa setiap anak memiliki hak dan kesempatan yang sama dalam mengakses pendidikan berkualitas. Tidak ada diskriminasi, semua berbasis potensi dan minat siswa,” jelas Bupati.

Sistem SPMB ini akan memiliki tiga jalur utama: afirmasi untuk keluarga kurang mampu, jalur prestasi akademik dan non-akademik, serta jalur zonasi berbasis domisili. Semua dirancang agar proses PPDB menjadi lebih adil, objektif, dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

Momentum bersejarah ini juga menjadi panggung selebrasi bagi Kabupaten Mojokerto yang berhasil meraih nilai tertinggi Standar Pelayanan Minimum (SPM) pendidikan nasional dengan skor mengesankan: 87 poin. Capaian ini menegaskan kualitas pelayanan pendidikan Mojokerto yang terus mengalami peningkatan signifikan.

> “Ini hasil kolaborasi dan kerja keras para guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan, orang tua, serta seluruh jajaran Dinas Pendidikan. Semoga capaian ini jadi motivasi untuk terus meningkatkan mutu layanan pendidikan di Mojokerto,” ungkap Gus Barra.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto, Ludfi Ariyono, dalam laporannya mengungkapkan bahwa program Gemajuza telah berjalan selama lima tahun dan terus menunjukkan peningkatan. Tahun ini, jumlah peserta melonjak dari 3.919 menjadi 5.035 santri. Semua peserta telah melewati proses munaqosah (ujian hafalan) secara ketat yang melibatkan Jam’iyyah Quro’ wal Hufadz Nahdlatul Ulama (JQHNU) Mojokerto.

Adapun rincian peserta terdiri dari 2.399 siswa SD, 1.170 siswa MI, 1.093 siswa SMP, 294 siswa MTs, dan 79 siswa dari jenjang MA/SMA/SMK. Ribuan santri tersebut menjadi bukti nyata keberhasilan program yang menyasar penguatan SDM sejak dini.

Acara yang penuh makna ini turut dihadiri oleh Wakil Bupati Mojokerto M. Rizal Octavian, jajaran Forkopimda, serta ratusan siswa perwakilan SD-SMP dari seluruh kecamatan di Kabupaten Mojokerto.

Dengan peluncuran Program Hafidz dan sistem PPDB baru, serta prestasi membanggakan di kancah nasional, Kabupaten Mojokerto menegaskan diri sebagai daerah yang visioner dalam membangun pendidikan berbasis karakter, akhlak, dan prestasi. (Den)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *