Mojokerto, Majalahdetektif.com – Perayaan hari jadi ke-3 kawasan wisata hutan Alas Veenuz di Desa Sukosari, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto berlangsung penuh makna. Bukan sekadar seremoni, momen ini diisi dengan kegiatan penanaman 1.000 bibit pohon sebagai simbol komitmen terhadap pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.
Acara yang digelar pada Sabtu (24/5/2025) pagi tersebut turut dihadiri Bupati Mojokerto Muhammad Al Barra, Wakil Bupati M. Rizal Octavian, anggota DPD RI Lia Istifhama, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur Jumadi, serta sejumlah tokoh dan pegiat lingkungan. Kehadiran berbagai elemen ini menjadi bukti bahwa gerakan penghijauan telah menjadi perhatian kolektif lintas sektor.
Dalam sambutannya, Bupati yang akrab disapa Gus Bupati menegaskan bahwa penanaman pohon bukan hanya bentuk aksi ekologis, tetapi juga investasi jangka panjang yang manfaatnya akan dirasakan generasi mendatang. Ia menyebut kegiatan tersebut sebagai bagian dari gerakan “Sodakoh Oksigen”, yang perlu terus digaungkan di seluruh penjuru Mojokerto.
“Menanam pohon hari ini adalah bentuk tanggung jawab kita terhadap masa depan. Ini bukan hanya untuk keindahan atau keperluan wisata, tapi warisan ekologis bagi anak cucu kita,” ujar Gus Bupati.
Lebih lanjut, ia menilai pengelolaan Alas Veenuz Trawas sebagai contoh konkret keberhasilan menyinergikan konsep ekowisata dengan pemberdayaan masyarakat desa. Ia berharap semakin banyak desa wisata di Mojokerto yang meniru model pengembangan seperti ini, karena terbukti mampu memberikan manfaat ekonomi sekaligus menjaga kelestarian alam.
“Kita ingin desa-desa lain bisa meniru. Di sini, wisata dikembangkan dengan tetap menjaga hutan. Masyarakat ikut terlibat, ekonomi bergerak, tapi alam tetap lestari,” tuturnya.
Gus Bupati juga menyampaikan apresiasinya terhadap dukungan semua pihak, termasuk komunitas dan instansi pemerintah yang selama ini aktif mendorong pelestarian lingkungan. Ia berharap gerakan menanam pohon tidak berhenti pada satu momentum, tetapi menjadi budaya masyarakat Mojokerto.
“Kalau kita bisa rutin menanam pohon, maka kita sudah berkontribusi menjaga keseimbangan alam dan mengurangi risiko bencana,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kehutanan Jawa Timur Jumadi yang hadir mewakili Gubernur Khofifah Indar Parawansa menyoroti pentingnya gerakan menanam pohon sebagai bentuk rasa syukur atas oksigen yang selama ini dinikmati secara cuma-cuma. Ia mengingatkan bahwa selama pandemi COVID-19, nilai oksigen menjadi sangat mahal.
“Kita bisa hirup oksigen gratis setiap hari, tapi saat pandemi kita tahu harganya. Maka dari itu, menanam pohon adalah bentuk syukur yang nyata,” ujarnya.
Jumadi juga mengungkapkan bahwa Jawa Timur memiliki target ambisius dalam pengurangan emisi karbon sesuai dengan Paris Agreement, yakni mampu menyerap 140 juta ton karbon dioksida ekuivalen hingga tahun 2030. Gerakan penghijauan seperti yang dilakukan di Trawas, menurutnya, sangat membantu pencapaian target tersebut.
Tak hanya soal lingkungan, Bupati Albarra juga menyinggung pentingnya dukungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur terhadap infrastruktur wisata, khususnya akses jalan menuju destinasi populer seperti pemandian air panas Pacet yang kini mengalami lonjakan pengunjung setiap akhir pekan.
“Jalan menuju Pacet itu jalan provinsi. Kami harap segera dilebarkan karena menjadi jalur vital, bukan hanya untuk wisata, tapi juga aktivitas ekonomi, pendidikan, hingga pondok pesantren,” tegasnya.
Dengan peringatan ulang tahun ke-3 Alas Veenuz ini, Pemerintah Kabupaten Mojokerto berharap semangat “Sodakoh Oksigen” tidak hanya tumbuh di Trawas, tetapi menjalar ke seluruh wilayah, menjadi gerakan kolektif yang tidak sekadar menjaga kelestarian alam, tapi juga menumbuhkan ekonomi hijau berbasis partisipasi warga. (Den)