Surabaya, majalahdetektif.com — Pemerintah Provinsi Jawa Timur menggelar forum strategis bertajuk “Branding Kota: Komunitas sebagai Arsitek Citra Provinsi Jawa Timur”, Jumat (25/7), di Ruang Bina Loka, Kantor Gubernur Jawa Timur. Forum ini menjadi ajang bertukar gagasan antar kepala daerah dalam merumuskan identitas daerah melalui pendekatan city branding dan communal branding yang inklusif dan berkelanjutan.
Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, membuka secara resmi forum tersebut. Dalam sambutannya, Emil mengajak seluruh pemimpin daerah untuk menggali potensi unik daerah masing-masing, serta menyeimbangkan antara pembaruan citra dengan kontinuitas nilai-nilai lokal yang telah mengakar.

“Kita perlu menemukan keseimbangan, bukan sekadar mengganti logo atau slogan, tetapi menghidupkan kembali semangat melalui identitas yang berkelanjutan. Komunal branding adalah salah satu pendekatan yang memungkinkan hal itu,” ujar Emil.
Emil mencontohkan branding Terang Galih dari Trenggalek yang berhasil menjadi simbol kolektif dan telah didaftarkan sebagai HAKI. Ia juga menyinggung potensi kawasan seperti lingkar Gunung Wilis yang bisa dikembangkan secara bersama dalam satu payung branding, seperti “Shining Wilis” atau “Pesona Wilis”, tanpa menghapus identitas lokal yang spesifik.
Forum ini juga menghadirkan pakar pemasaran nasional, Hermawan Kartajaya, yang memberikan wawasan tentang strategi branding daerah berbasis komunitas. Ia menekankan pentingnya partisipasi warga dalam membentuk citra daerah agar terasa otentik dan membumi.
Sementara itu, Bupati Mojokerto Muhammad Al Barra, atau yang akrab disapa Gus Barra, turut hadir dan menyampaikan gagasannya. Ia menyoroti kekuatan historis Kabupaten Mojokerto yang pernah menjadi pusat kejayaan Kerajaan Majapahit, kerajaan terbesar di Nusantara.
“Mojokerto ini sangat lengkap. Kita punya wisata alam, sejarah, dan religi. Tapi yang paling membedakan adalah fakta bahwa Mojokerto merupakan cikal bakal lahirnya Nusantara. Ini adalah fondasi kuat untuk city branding,” ungkap Gus Barra.
Ia menambahkan bahwa dalam beberapa pekan terakhir, Pemkab Mojokerto telah menerima dukungan dari kementerian terkait untuk melakukan ekskavasi besar-besaran di Trowulan dan beberapa titik bersejarah lainnya. Ini menjadi langkah konkret dalam memperkuat identitas Mojokerto sebagai Kota Sejarah atau Kota Para Raja.
“Warisan sejarah ini tidak hanya untuk dikenang, tetapi juga dimanfaatkan secara strategis. City branding berbasis sejarah akan memperkuat identitas daerah sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif,” tegasnya.
Diskusi dalam forum berlangsung dinamis. Para kepala daerah saling berbagi pengalaman dan inisiatif branding masing-masing, memperlihatkan semangat kolaboratif untuk mewujudkan Jawa Timur sebagai provinsi dengan citra yang kuat, beragam, dan berbasis potensi lokal. (Den)