Mojokerto, majalahdetektif.com – Kegiatan Khotmil Qur’an rutinan di Dusun Banjarsari, Desa Kedunglengkong, Kecamatan Dlanggu, Mojokerto kembali digelar pada Minggu (7/9/2025). Acara yang sudah memasuki penyelenggaraan ke-16 ini berlangsung khidmat dan penuh kebersamaan.
Kegiatan yang dipusatkan di area makam Mbah Sentono, makam Dusun Banjarsari tersebut dihadiri oleh Kepala Dusun, tokoh masyarakat, warga setempat, serta jamaah dari luar daerah. Dua tokoh dari Trowulan, yakni Gus Bayu dan Gus Ragil, turut hadir memberikan tausiah. Beberapa media lokal juga meliput langsung jalannya acara.

Penanggung jawab kegiatan, Hadi Purwanto, S.T., S.H., M.H. menyampaikan semangatnya untuk terus mengistiqomahkan kegiatan ini demi keberkahan dan keselamatan warga, khususnya masyarakat Banjarsari dan Mojokerto pada umumnya.
“Semangat, tenaga, pikiran, dan materi bukan menjadi halangan untuk terus menghadirkan kegiatan positif seperti ini,” ungkapnya.
Dalam sambutannya, KH. Mathori menekankan pentingnya istiqomah dalam mengikuti kegiatan keagamaan di tengah kesibukan sehari-hari.
“Tidak mudah hadir secara rutin. Ada yang memilih beristirahat, liburan, bahkan masih bekerja. Namun, istiqomah adalah kunci keberkahan,” ucapnya.
Beliau juga menyinggung peran pemerintah daerah yang seharusnya hadir dan memberikan perhatian pada kegiatan masyarakat.
“Pemimpin jangan takut mendengar uneg-uneg rakyatnya. Sesekali hadir, agar tahu apa yang dirasakan masyarakat,” tegas KH. Mathori.
Sementara itu, dalam tausiyahnya, Gus Ragil mengingatkan pentingnya melestarikan potensi budaya dan warisan leluhur Mojokerto. Ia menuturkan kisah Mbah Sentono, keturunan Raden Wijaya yang pernah menjabat sebagai tumenggung di masanya.
“Tidak ada orang hebat tanpa adanya leluhur. Kehadiran kita di acara seperti ini juga bentuk penghormatan kepada warisan mereka,” pungkas Gus Ragil.
Khotmil Qur’an di Dusun Banjarsari ini telah menjadi agenda rutin setiap minggu pertama. Selain sebagai ajang mempererat ukhuwah, kegiatan ini juga menjadi wadah bagi warga untuk memperkuat nilai spiritual sekaligus menjaga tradisi keagamaan yang diwariskan secara turun-temurun. (Den)