Kota Mojokerto, Majalahdetektif.com — Pemerintah Kota Mojokerto menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Dampak Kenaikan Tarif Impor Amerika Serikat terhadap Industri Kecil Menengah (IKM)” di Sentra IKM Batik Maja Barama Wastra, Sabtu (5/4) malam. Acara ini menjadi wadah diskusi strategis untuk merespons dinamika ekonomi global yang dinilai dapat memengaruhi sektor IKM di daerah.
Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari—akrab disapa Ning Ita—menyampaikan keyakinannya bahwa Indonesia, khususnya Kota Mojokerto, mampu menghadapi dampak dari kebijakan tarif impor Amerika Serikat yang tengah menjadi sorotan.
“Masa pandemi COVID-19 selama tiga tahun telah menguji daya tahan kita. Namun, berkat kolaborasi dan strategi yang adaptif, kita berhasil melewati masa sulit itu. Maka saya percaya, tantangan global hari ini pun bisa kita hadapi dengan semangat yang sama,” ujar Ning Ita di hadapan para peserta FGD.
Ia menekankan pentingnya menyusun langkah-langkah kreatif dan solutif demi menjaga keberlangsungan pelaku IKM di tengah ketidakpastian geopolitik dan ekonomi global. “Dengan pengalaman pandemi, kita punya bekal mental dan strategi. Kini saatnya merumuskan kebijakan yang lebih adaptif agar sektor IKM tetap tumbuh dan berdaya saing,” tambahnya.
FGD tersebut dihadiri oleh pelaku IKM, perwakilan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Timur, serta insan media. Diskusi ini menjadi forum untuk menghimpun masukan langsung dari lapangan yang akan dirumuskan menjadi rekomendasi kebijakan bagi pemerintah pusat.
Ning Ita juga menyinggung potensi sektor pariwisata sebagai penyeimbang di tengah tantangan ekspor barang. Ia mengutip pernyataan Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri Wardhana, bahwa ekspor jasa—khususnya pariwisata—tidak terdampak tarif dagang dan dapat menjadi penopang stabilitas ekonomi nasional.
“Pariwisata tidak terkena tarif dagang. Dengan menarik lebih banyak wisatawan, kita bisa menjaga stabilitas rupiah dan meningkatkan cadangan devisa,” jelasnya.
Terkait hal ini, Pemerintah Kota Mojokerto telah menyiapkan grand design pariwisata berbasis sejarah dan budaya. Pembangunan infrastruktur pendukung pun terus dilakukan secara bertahap, dengan dukungan dana dari pemerintah pusat dan kolaborasi lintas sektor.
“Selama lima tahun terakhir, hampir seluruh infrastruktur yang kita bangun didukung oleh pemerintah pusat. Sinergi ini adalah wujud nyata semangat membangun Indonesia dari daerah, dari kota kecil seperti Mojokerto,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Umum Dekranasda Kota Mojokerto, Supriyadi KS, mengajak pelaku UMKM untuk melakukan transformasi digital demi menjangkau pasar yang semakin berorientasi daring.
“Transformasi digital bukan hanya pilihan, tapi kebutuhan. Ini berlaku untuk seluruh lapisan usaha, termasuk pedagang kaki lima. Kita harus bisa menang di semua kategori,” ucap Supriyadi.
Melalui FGD ini, Pemkot Mojokerto berharap dapat menyusun langkah strategis dan rekomendasi kebijakan yang dapat memperkuat perlindungan serta pengembangan UMKM dan IKM di tengah gejolak ekonomi global. (Den)