Peringati Nuzulul Qur’an Pemkot Mojokerto Hadirkan Gus Miftah, Mari Simak Dakwahnya

Mojokerto – majalahdetektif.com : Pemerintah Kota Mojokerto menggelar Peringatan Nuzulul Qur’an hadirkan Pendakwah Gus Miftah di Masjid Jami Al Fattah-Alun-Alun Kota Mojokerto, Senin (18/4/2022).

Dalam sambutannya, Walikota Mojokerto Ika Puspitasari atau yang akrab disapa Ning Ita mengucapkan Alhamdulillah, di sore hari ini pertengahan bulan suci Romadhon bisa bersilaturahmi dalam acara Peringatan Nuzulul Qur’an di Masjid Agung Al- Fatah yang banyak punya sejarah utamanya dalam perkembangan Agama Islam di Mojokerto

“Sedikit memperkenalkan Kota Mojokerto, segenap para hadirin dan Gus Miftah, Kota ini adalah kota terkecil kedua di Indonesia namun dialiri oleh sungai besar dan memiliki keterkaitan sejarah yang sangat kuat dengan Kerajaan Majapahit dan masa kecil dan remaja Presiden Soekarno. Pada abad ke-14, Mojokerto merupakan bagian dari pusat Kerajaan Majapahit dan sejarah mencatat Soekarno kecil dan masa remajanya bersekolah di SD dan SMP di Kota Mojokerto,” ungkap Ning Ita.

Ditegaskannya, Kota Mojokerto merupakan bagian yang masuk dalam proyek strategis nasional. Di tahun 2023 nanti akan dibangun sebuah Kapal Mojopahit berukuran 45 Meter yang berada di samping anak Sungai Brantas. Hal ini adalah bagian dari apresiasi Pemerintah Pusat terhadap Kota Mojokerto yang sampai saat ini eksistensinya masih bisa kita lihat melalui berbagai warisan budaya.

“Ada temuan sejarah Presiden Soekarno berada di Kota Mojokerto cukup lama, berdasarkan literasi sejarah, yakni mulai dari tahun 1907 hingga 1915 yang ketika itu Presiden Soekarno sekolah di SDN Purwotengah 1 Kota Mojokerto dan SMPN 2 Kota Mojokerto. Banyak sekali jejak sejarah beliau di Kota Mojokerto, itulah yang akan kami angkat sebagai salah satu destinasi sejarah di Kota Mojokerto,” tuturnya.

Menurutnya, Destinasi sejarah tersebut sudah disimbolkan dengan pemberian sebuah prasasti dalam bentuk patung Soekarno masa kecil. Dimana patung tersebut menggambarkan adanya akulturasi budaya Jawa yang tercermin dari busana yang dikenakan oleh Soekarno di masa kecil.

“Banyak sekali potensi yang kami kembangkan di Kota Mojokerto yang merupakan pusat perdagangan dan jasa, karena di kota ini justru menjadi Barometer bagi perdagangan untuk daerah-daerah sekitarnya. Perlu diketahui, Masjid Agung Al Fatah ini berada di tengah-tengahnya Kota Mojokerto, berdekatan dengan Alun-Alun dan tempat ini Insyaallah akan menjadi tempat yang nyaman bagi kegiatan masyarakat khususnya keagamaan dan sosial,” jelasnya.

Masih kata Ning Ita, Masjid Agung Al Fatah bisa diselesaikan pembangunannya oleh Pemerintah Kota Mojokerto pada tahun 2019 yang lalu. Selaku Walikota Ning Ita berharap kedepan makin banyak kegiatan-kegiatan yang akan digelar masyarakat baik kegiatan keagamaan maupun sosial yang bisa dipusatkan disini untuk memakmurkan Masjid Agung ini.

“Saya atas nama pemerintah memohon maaf, tadi Gus Miftah masuk ke masjid ini luar biasa ekstrem jamaah dalam menyambut kehadiran Gus Miftah. Kehadiran Gus Miftah ini bagai oase di padang pasir, karena dalam 2 tahun masa pandemi ini masyarakat Kota Mojokerto hanya bisa mengikuti tausiah melalui virtual dan baru kali inilah Kota Mojokerto masuk PPKM level 1 dan kita bisa mengikuti pengajian secara tatap muka. Semoga kehadiran Gus Miftah di Peringatan Nuzulul Qur’an ini bisa menjadi pengobat dahaga seluruh masyarakat untuk mendapatkan asupan moral dan juga spiritual. Mohon doanya Gus Miftah agar seluruh pembangunan di Kota Mojokerto ini bisa berjalan dengan lancar,” harap Walikota

Sementara itu, Dalam sambutannya KH. Miftah Maulana Habiburrahman atau yang akrab disapa Gus Miftah mengatakan sengan guyonannya yang khas bahwa orang itu mendapatkan masalah atau sakit biasanya dimulai dari 4 hal pola pikir,pola hidup, polahe anak dan kakehan polah.

“Coba Anda lihat orang dengan gangguan jiwa. Bapak Ibu lihat orang gila itu, nggak pernah sakit buktinya, nggak ada yang vaksin juga. Orang gila makan nasi busuk perutnya nggak pernah sakit. Tidur di pinggir jalan nggak pakai selimut nggak pernah masuk angin. Kehujanan ya nggak pernah pilek. Kenapa orang gila itu nggak pernah sakit, jawabannya adalah karena orang gila tidak punya beban pikiran. Artinya kalau bapak ibu pengen terus sehat, jadilah orang yang tidak punya beban pikiran,” tandasnya.

Lebih lanjut dikatakannya, hampir 3 tahun ini kita dilanda pandemi. Akibatnya banyak orang yang pesimis terhadap kehidupannya. Bingung besok makan apa, bingung tidak punya pekerjaan dan kebingungan-kebingungan lainnya.

“Saya bwrpesan jadilah pribadi yang optimis, jangan psimis mari kita belajar Al-Qur’an dan taat apa yang diajarkan Nabi-Nabi. Kita harus belajar cerita Nabi Yunus yang dimakan ikan. Nabi Yunus tidak pesimis, karena dia tahu dia dimakan ikan atas izin Allah. Di dalam perut ikan tersebut, Nabi Yunus berdoa seolah-olah ketika di dalam Masjid dan kemudian Nabi Yunus bisa keluar dengan selamat dari perut ikan. Itulah contoh keistimewaan berfikir positif,” tuturnya.

Gus Miftah dalam kesempatan itu mengajak yang paling penting lagi mulai sekarang kita sebaiknya menggunakan bahasa yang halus kepada orang tua dan orang lain. “Semua orang suka diberikan bahasa yang halus. Jangan sampai anak kita bicara kasar utamanya pada orang tua, keluarga dan orang dilingkungan kita, maka dari itu mulai sekarang dibiasakan suami istri bicaranya pakai bahasa yang halus, agar anak keturunan kita juga bisa menggunakan bahasa yang halus. Kalau memang kita tidak bisa menggunakan bahasa yang halus karena emosi, maka lebih baik diam. Janganlah berbicara kasar,” tutur Gus Miftah mengakhuri dakwahnya. (Mar-Adv)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *