Kabupaten Mojokerto, Majalahdetektif.com – Dukungan terhadap eksistensi Paguyuban Kepala Desa (PKD) Mojokerto semakin menguat. Kali ini, sinyal dukungan datang langsung dari pucuk pimpinan Kepolisian Daerah Jawa Timur, Irjen Pol Nanang Avianto. Hal ini diungkapkan oleh pelindung PKD Mojokerto, Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, usai melakukan audiensi dengan Kapolda bersama Bupati Mojokerto, Muhammad Al Barra.
“Pada pukul 15.00 WIB kemarin, saya bersama Gus Barra menemui Kapolda Jatim. Dalam pertemuan itu saya sampaikan bahwa di Mojokerto ada PKD, namun juga ada organisasi kepala desa lain. Kapolda menyampaikan secara tegas bahwa ia mendukung penuh PKD Mojokerto, begitu pula Kapolres Mojokerto. Mereka tidak mendukung organisasi lain,” ujar Kiai Asep saat memberikan tausiyah dalam acara Halal Bihalal PKD Mojokerto di Den Bei Café, Kecamatan Pungging, Jumat (25/4/2025).
Kiai Asep, yang juga dikenal sebagai pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah di Mojokerto dan Surabaya, mengajak seluruh kepala desa yang masih berada di luar PKD agar segera bersatu dalam satu wadah. Menurutnya, kesatuan para kepala desa dalam satu organisasi akan memperkuat kolaborasi dan mempercepat pembangunan di tingkat desa.
“Barang siapa yang ingin umurnya panjang dan rezekinya dimudahkan, maka jaga silaturahmi. Dalam suasana halal bihalal ini, mari kita saling memaafkan, mempererat persaudaraan, dan memperkuat barisan,” ucapnya disambut riuh tepuk tangan hadirin.
Tak hanya mengangkat isu persatuan, dalam kesempatan itu Kiai Asep juga menyampaikan sejumlah pesan kebangsaan. Ia baru saja kembali dari agenda dakwah dan tugas kebangsaan di Bandung dan Lombok. Di hadapan para kepala desa, ia mengingatkan bahaya laten pinjaman online (pinjol) dan judi daring yang marak menjerat masyarakat kecil.
“Pinjol itu haram karena mengandung riba. Bunga yang tinggi sangat menyiksa masyarakat bawah. Begitu juga judi online, banyak rumah tangga hancur karenanya. Ini penyakit sosial yang harus kita lawan bersama,” tegas ulama karismatik yang dikenal sebagai sosok dermawan ini.
Sebagai penutup, Kiai Asep mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus menjaga persatuan nasional dan mendukung agenda strategis pemerintah, seperti hilirisasi industri tambang yang diyakini mampu menciptakan kesejahteraan merata.
“Kalau menurut hitungan Pak Mahfud MD, dari hilirisasi tambang saja, setiap warga negara bisa mendapatkan penghasilan Rp20 juta per bulan tanpa harus bekerja. Ini potensi besar. Kita harus bersama-sama mendukung pengelolaan sumber daya alam yang adil demi kemakmuran seluruh rakyat Indonesia,” pungkasnya. (Den/Adv)