Mojokerto, Majalahdetektif.com – Dalam suasana khidmat penuh semangat kebangsaan, Wakil Bupati Mojokerto M. Rizal Octavian menghadiri upacara peringatan Hari Lahir Pancasila tahun 2025 yang digelar di Lapangan Cikaran, Markas Korem 082/Citra Panca Yudha Jaya (CPYJ), Kelurahan Magersari, Kota Mojokerto, Senin pagi (2/6/2025). Upacara ini menjadi momen penting dalam memperkuat nilai-nilai kebangsaan sekaligus mempertegas peran Pancasila sebagai dasar negara yang hidup dalam setiap langkah pembangunan.
Sejak pagi, ribuan peserta dari berbagai unsur masyarakat telah memadati area lapangan. Terlihat jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Mojokerto Raya, prajurit TNI, anggota Polri, Aparatur Sipil Negara (ASN), pelajar, tokoh masyarakat hingga perwakilan organisasi kepemudaan turut ambil bagian dalam barisan upacara. Mereka hadir dengan satu semangat: memperingati lahirnya dasar negara yang menjadi pemersatu bangsa Indonesia di tengah keberagaman.
Upacara tersebut dipimpin langsung oleh Komandan Korem 082/CPYJ, Kolonel Infanteri Batara Alex Bulo, yang juga membacakan amanat resmi Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Republik Indonesia, Yudian Wahyudi. Dalam pidatonya, Kolonel Batara menegaskan bahwa Pancasila bukan sekadar dokumen sejarah yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, melainkan merupakan jiwa bangsa, pedoman hidup, serta kompas moral dalam menapaki perjalanan menuju cita-cita Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.
“Pancasila adalah rumah besar yang menaungi seluruh keragaman bangsa Indonesia. Di tengah dinamika zaman dan tantangan global, nilai-nilai Pancasila harus tetap menjadi fondasi utama dalam menjaga keutuhan serta harmoni kehidupan berbangsa dan bernegara,” tegasnya di hadapan seluruh peserta upacara.
Mengusung tema nasional “Pancasila Jiwa Pemersatu Bangsa Menuju Indonesia Emas 2045”, peringatan tahun ini juga menjadi penegasan atas pentingnya penguatan ideologi sebagai fondasi dalam meraih kemajuan. Kolonel Batara menekankan bahwa visi Indonesia Emas 2045 hanya dapat tercapai apabila pembangunan berjalan selaras dengan nilai-nilai luhur Pancasila. Tanpa itu, pembangunan ekonomi dapat tergelincir pada ketimpangan, dan kemajuan teknologi bisa menyebabkan dehumanisasi.
“Pertumbuhan ekonomi tanpa ditopang oleh semangat keadilan dan gotong royong berisiko memperlebar jurang sosial. Begitu pula kecanggihan teknologi, bila tidak dibarengi dengan nilai-nilai kemanusiaan dan moralitas Pancasila, justru bisa menggerus jati diri bangsa,” lanjutnya.
Ia juga menyoroti pentingnya implementasi Pancasila dalam seluruh sektor kehidupan, mulai dari pendidikan, birokrasi pemerintahan, hingga pembangunan ekonomi. Menurutnya, lembaga pendidikan harus melahirkan generasi muda yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga tangguh secara karakter dan berintegritas moral. Birokrasi juga harus menjadi representasi pelayanan publik yang adil, transparan, dan berpihak kepada rakyat.
Dalam bidang ekonomi, lanjutnya, pembangunan harus menjangkau seluruh lapisan masyarakat, terutama pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), koperasi, serta ekonomi kerakyatan. Kolonel Batara menekankan bahwa keberpihakan kepada sektor ini adalah bagian dari mengamalkan sila kelima Pancasila—keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Menanamkan nilai-nilai Pancasila bukan hanya tugas pemerintah, tetapi tanggung jawab kolektif seluruh elemen bangsa. Dari pusat hingga daerah, dari tokoh agama hingga pemuda, dari rumah tangga hingga institusi negara—semua harus bergerak bersama,” ujarnya penuh semangat.
Menutup amanatnya, Kolonel Batara mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjadikan Pancasila sebagai inspirasi dalam setiap tindakan dan kebijakan. Ia berharap Indonesia kelak bukan hanya dikenal karena kekuatan ekonominya, tetapi juga karena keluhuran budi pekerti dan kebijaksanaan rakyatnya.
“Marilah kita terus menjaga persatuan, menghargai perbedaan, serta menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam seluruh aspek kehidupan. Gotong royong adalah kekuatan kita. Jadikan Pancasila sebagai nafas dalam berkarya, berbangsa, dan bernegara,” pungkasnya.
Upacara ditutup dengan pembacaan doa lintas agama serta penghormatan kepada para pendiri bangsa yang telah merumuskan dasar negara. Suasana haru dan penuh semangat kebangsaan terasa saat para peserta membubarkan diri secara tertib, membawa pulang semangat Pancasila untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. (Den)