Bea Cukai Sidoarjo Ajak Masyarakat Mojokerto Perangi Rokok Ilegal dalam Sosialisasi Ketentuan Cukai Pimpinan PKS DPRD Kota Mojokerto Angkat Bicara Terkait Proses APBD 2026 Mojo Hakordia Run 5K Warnai Kota Mojokerto, Ribuan Peserta Meriahkan Peringatan HAKORDIA dan HUT ke-54 Korpri Bapenda Kabupaten Mojokerto Gandeng PPAT/PPATS Perkuat Akurasi Data Pertanahan Demi Dongkrak PAD dari BPHTB Operasi Cukai di Kota Mojokerto, Satpol PP dan Bea Cukai Tak Temukan Rokok Ilegal Namun Minta Warga Waspada Penjualan Online Bahas APBD 2026, Ini Pandangan Umum Fraksi Demokrat DPRD Kota Mojokerto

Religi & Sosial

Khotmil Quran ke-18 di Banjarsari, Momentum Istiqomah dan Bakti kepada Orang Tua

badge-check


					Khotmil Quran ke-18 di Banjarsari, Momentum Istiqomah dan Bakti kepada Orang Tua Perbesar

Khotmil Quran ke-18 di Banjarsari, Momentum Istiqomah dan Bakti kepada Orang Tua

Mojokerto, majalahdetektif.com – Suasana khidmat menyelimuti area Makam Umum Dusun Banjarsari, Desa Kedunglengkong, Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto, pada Minggu (2/11/2025). Ratusan jamaah berkumpul dalam gelaran Khotmil Quran ke-18, sebuah tradisi rutin yang tidak hanya menjadi ajang dzikir dan doa bersama, tetapi juga momentum memperkuat nilai istiqomah, bakti kepada orang tua, serta syiar agama Islam.

Penanggung jawab kegiatan, Hadi Purwanto, S.T., S.H., M.H., menjelaskan bahwa istiqomah merupakan kunci dalam membangun kekuatan spiritual dan karakter yang tangguh di tengah tantangan zaman.

“Istiqomah itu konsistensi dan keteguhan dalam beribadah kepada Allah SWT. Dengan istiqomah, kualitas ibadah meningkat dan hati menjadi lebih dekat kepada Allah. Dari situ lahir pribadi yang kuat dan mampu menahan diri dari godaan,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Hadi menegaskan bahwa kegiatan Khotmil Quran ini juga menjadi wujud nyata dari bakti kepada orang tua dan doa untuk para ahli kubur.

“Berbakti kepada orang tua adalah kewajiban dan bentuk rasa syukur kepada Allah. Mendoakan ahli kubur membantu mereka memperoleh ampunan dan rahmat-Nya. Ini sekaligus mengingatkan kita pentingnya menjaga silaturahmi dan hubungan keluarga,” pesannya.

Selain sebagai ajang doa dan refleksi spiritual, kegiatan ini juga berfungsi sebagai media syiar Islam di tengah masyarakat. Menurut Hadi, syiar semacam ini perlu terus dilestarikan agar umat Islam tidak tergerus oleh arus globalisasi dan pengaruh negatif perkembangan zaman.

“Syiar agama membantu membangun kesadaran beragama yang kuat dan membentuk masyarakat yang lebih berakhlak. Semoga kegiatan seperti ini terus berlanjut dan membawa keberkahan bagi seluruh warga,” harapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ustaz Mukid, selaku penasihat kegiatan, mengapresiasi kekompakan jamaah yang senantiasa istiqomah menyelenggarakan Khotmil Quran hingga pertemuan ke-18 ini.

“Mudah-mudahan apa yang kita lakukan hari ini diberkahi oleh Allah SWT. Semoga semua yang hadir diberi keistiqomahan untuk menunaikan kewajiban dan sunnahnya,” ucapnya.

Ustaz Mukid juga menyampaikan pesan reflektif tentang keistimewaan manusia dibandingkan makhluk lain.

“Malaikat Jibril saja ingin menjadi manusia, karena derajat manusia itu istimewa. Manusia adalah keluarga Allah, dunia ini diciptakan untuk manusia, bukan malaikat. Maka, barang siapa menyakiti manusia, Allah-lah yang akan membalasnya. Dan siapa yang menyenangkan manusia, Allah akan membalasnya dengan kebaikan,” ujarnya penuh makna.

Sementara itu, Penasihat Jemaah, K.H. Hasan Mathori, dalam tausiyahnya mengingatkan pentingnya menjaga kekhusyukan dalam setiap majelis ilmu.

“Kalau sedang ngaji ya fokus ngaji, jangan dicampur dengan urusan dunia. Ngaji itu benteng agama, kalau tidak ada kegiatan seperti Khotmil Quran ini, hati bisa gundah dan rezeki menjadi seret,” pesannya.

Ia juga menjelaskan bahwa saat Khotmil Quran berlangsung, malaikat turun membawa rahmat dan mengabulkan doa-doa para jamaah.

“Ayo ditata hatinya ketika membaca Al-Quran. Insyaallah, dengan hati yang bersih dan ikhlas, Allah akan menurunkan ketenangan dan keberkahan,” tuturnya.

Rangkaian Khotmil Quran ke-18 di Banjarsari ini menjadi bukti bahwa tradisi keagamaan tidak hanya berfungsi sebagai kegiatan ritual, tetapi juga sebagai media pendidikan spiritual, sosial, dan moral bagi masyarakat. Melalui kegiatan ini, nilai-nilai istiqomah, cinta keluarga, dan semangat syiar Islam terus terjaga, menguatkan tali silaturahmi dan memperkokoh iman warga di tengah dinamika kehidupan modern. (Den/Adv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Istiqomah Sholawatan dan Doa Bersama, Hadi Purwanto: Ibadah Harus Seimbang dengan Kehidupan Dunia

26 Oktober 2025 - 02:09 WIB

Istiqomah Sholawatan dan Doa Bersama, Hadi Purwanto: Ibadah Harus Seimbang dengan Kehidupan Dunia

Tradisi Spiritualitas Tak Pernah Padam, Hadi Purwanto Gelar Khotmil Qur’an ke-17 di Makam Umum Banjarsari

6 Oktober 2025 - 04:13 WIB

Tradisi Spiritualitas Tak Pernah Padam, Hadi Purwanto Gelar Khotmil Qur’an ke-17 di Makam Umum Banjarsari

Syiar Kebaikan: Grup Selawat Al Haddad Djawa Dwipa Resmi Perkenalkan Pengurus di Mojokerto

28 September 2025 - 09:02 WIB

Syiar Kebaikan: Grup Selawat Al Haddad Djawa Dwipa Resmi Perkenalkan Pengurus di Mojokerto

Khotmil Qur’an ke-16 Dusun Banjarsari, Wujud Istiqomah Warga dalam Meraih Berkah

7 September 2025 - 09:43 WIB

Khotmil Qur’an ke-16 Dusun Banjarsari, Wujud Istiqomah Warga dalam Meraih Berkah

Djawa Dwipa Rutin Gelar Doa Bersama, Maulid Nabi Jadi Momentum Perkuat Ukhuwah

31 Agustus 2025 - 15:08 WIB

Djawa Dwipa Rutin Gelar Doa Bersama, Maulid Nabi Jadi Momentum Perkuat Ukhuwah
Trending di Religi & Sosial