Dibalik Pemeriksaan Seluruh Anggota DPRD Kota Mojokerto Oleh KPK di Mapolresta Mojokerto

Diduga Kuat Kasus Pens 13 M Ada Imamnya Siapa Dia? Kadis PUPR,Kadispendik, Sekda,Wawali Atau Bahkan Walikota Yang Sering Jadi Imam Di Masjid, Hal itu Diisyaratkan Salah Satu Penyidik Senior KPK di Mapolresta Mojokerto
MOJOKERTO-majalahdetektif.com : Menjelang Lebaran tiba tanpa ampun KPK melakukan Operasi Tamgkap Tangan (OTT)dengan Barang Bukti (BB) uang tunai 470 juta dan langsung menahan 4 orang tersangka antara lain Wiwied Febrianto Kepala Dinas PUPR dan tiga Pimpinan Dewan Kota masing-masing Purnomo(PDIP),Abdullah Fanani (PKB) dan Umar Faruq(PAN).
Sesuai pantauan dan investigasi majalahdetektif.com dalam kasus perubahan anggaran-Proyek Pembangunan Kampus Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (Pens-ITS) sebesar 13 milliar di Pulorejo Kota Mojokerto, diduga keras selain seluruh anggota dewan kota terlibat kasus korupsi sesuai Investigasi media ini dengan Satgas KPK  disinyalir Sekdakot selaku Ketua Panngar. Wawali dan Walikota Mojokerto selaku decetion maker ( Pengambil Keputusan) jelas sangat sulit dikatakan tidak terlibat kasus yg mengemparkan Bumi Mojopahit ini.
Sesuai pantauan-investigasi media ini selama pemeriksaan 22 anggota dewan kota mulai Selasa hingga Kamis yang lalu oleh penyidik  KPK di Mapolresta  Mojokerto diperoleh temuan dan tingkah polah segenap dewan kota ada yang sok akrab dengan wartawan dengan berkumpul-dlosoran bersama, ada yg sok sopan melewati wartawan-wartawati yg seharian meliput dan melaporkan berita penyidikan KPK ini, ada yang saat diperiksa terkencing-kencing dan ini mayoritas dewan hingga kamar mandi lantai dua sempat bocor, ada pula dewan yang tenang,nglucu, sambat dan lari terbirit-birit dan inilah pilah mayoritas dewan kota saat diburu wartawan untuk diwawancarai.
Dari hasil wawancara dengan segenap dewan kota yang bersedia diwawancarai diperoleh kesimpulan bahwa semua anggota dewan kota memperoleh kucuran dana 5 juta dari Pimpinan Dewan, kabarnya uang berasal dari Kadis PUPR Wiwiet Febrianto atas pinjaman dari  Urip Supangkap orang kepercayaan Wawali Suyitno dan semuanya meniawab kompak tidak tahu-menahu asal duit haram tersebut, Lucunya saat oleh Penyidik KPK disuruh kembalikan uang haram tersebut spontan  ada yang langsung mengembalikan ada yang pulang cari utangan dan ada yang menyerah akibat tidak punya duit sama sekali dan mengaku banyak hutang
Ketua Fraksi PKB Junaedi Malik saat diwawancara mengakui secara terbuka memang benar dia dan anggotanya menerima duit 5 juta dari atasannya Abdullah Fanani selaku senior dan Wakil Pimpinan DPRD Kota, saat diperiksa penyidik KPK Rabu dia mengaku langsung mengembalikan dan saat didesak wartawan apa ada komitment fee terhadap proyek Pens ITS dengan tegas dia mengaku tidak tahu dan tidak ada komitmen apa-apa,”Kami dari seluruh anggota Fraksi PKB benar menerima duit dari Pak Fanani masing masing 5 juta dan tadi saat diperiksa KPK kami kembalikan semua, tentang komitmen fee proyek Pens kami tidak terlibat,tidak tahu menahu dan biasanya pimpinan kami terkadang memberikan dana biasanya dari uang partai dan kelebihan anggaran dana acara di Intern Dewan atau Giat Fraksi kami PKB” ungkap Ketua Ansor Kota Mojokerto yg kini dinominasikan sebagai Cawali Mojokerto
Beda dengan Edwin Indrapraja-Ketua Gerindra Kota Mojokerto sejak hadir memenuhi panggilan KPK Langsung bergabung dengan puluhan wartawan yang meliput kasus ini, ngopi-ngrokok bersama dan guyonan seperti saat sehari-hari dikantor dewan kota saat serius diwawancarai wartawan dia mengaku menerima duit 5 juta masing 3 orang  anggotanya dan saat itu langsung dipotong separuhnya untuk acara buka bersama dan persiapan halal bihalal dan sampai saat ini masih kurang dan ngutang, “Benar teman-teman wartawan kami bertiga Mas Gun, Mbak Ita menerima duit lima juta masing dari pimpinan dewan pada pertengahan puasa Romadhon kemarin, karena kami anggap ada rejeki ya langsung saya potong separuh untuk persiapan buka bersama dan halal bihalal, saya akui dana tersebut kurang dan kami masih utang boro-boro kembalikan uang ke KPK ya sementara nyatat Nomor Rekening KPK saja, Maklum saya belum ada duit baru Lebaran lebar itu duit, tolong ayo dipinjami teman-teman wartawan” seloroh mantan Ketua SPSI Kota Mojokerto ini.
Lain ceritanya dengan Sony Baaoeki Raharjo,mantan tokoh LSM yang kini jadi  Ketua Golkar Kota Mojokerto jika selama ini terkenal vokal dan tatag hadapi wartawan saat usai diperiksa KPK mau diwawancarai terkesan sulit tidak mau berhenti cuma terucap tanggungan ke KPK 5 juta sudah dikembalikannya pada penyidik entah trman lainnya dan langsung lari ngentirit menuju kendaraannya.
Ada satu pemandangan yang lucu dan serius yang dilakukan Plt Ketua Dewan Kota Mojokerto Febriana Maulidiyah Ketua DPC PDIP dan sohipnya Santi dari Golkar saat diuber wartawan dimintai komentar dan dipotret mukanya ditutupi tas dan berusaha lari sekencang-kencangnya dan masuk mobil sama-sama ditempat sopir jadi tidak muat, Kejadian Kamis sore itu jadi ketawaan semua wartawan yg mengejarnya, namun setelah tenang didalam mobil diperoleh keterangan bahwa Plt Ketua Dewan tersebut benar dan mengakui menerima duit 5 juta dari Pimpinan Dewan Purnomo dan saat diperiksa KPK keduanya langsung mengembalikannya, “Maaf teman-teman lain kali wartawan jangan ngejar-ngejar gitu kalau minta konfirmasi,kita kan bermitra-boloan, memang benar tadi kami berdua telah mengembalikan dana 5 juta kepada penyidik KPK, Perawakan penyidik KPK ada yang lembut ada pula yang kasar, harapan kami semoga seluruh anggota dewan kota segera mengembalikannya agar kasus segera terang benderang, yakinlah kita semua tidak tahu asal-usul dana itu dan tidak terkait dengan komitment fee proyek apapun, Kami yakin kami tidak korupsi, biasa pimpinan dewan terkadang kasih uang kelebihan sebab kegiatan kita padat dan melelahkan, saat itu menjelang lebaran ya tahulah pimpinan sangat ngerti terhadap anggotanya mungkin dicari-carikan rejeki untuk lebaran namun kali ini mungkin salah nyarinya beliaunya” jelas Putri kesayangan Anggota DPRD Propinsi Jawa Timur-Gatot Supriyadi ini.
Lain 
Sementara hasil wawancara dan investigasi majalahdetektif.com saat akhir penyidikan seluruh anggota dewan kota berakhir Kamis sore,terhadap salah satu Satgas KPK yang hendak menunaikan Sholat Mahrib berjamaah di Mushola Mapolresta  Mojokerto ,diperoleh keterangan mengejutkan bahwa proses penyidikan KPK terhadap Kasus Pengalihan Anggaran Pens tidak hanya sampai di Mapolresta saja, Penyidik KPK senior ini menyebut pengakuan 4 tersangka OTT  di KPK jika disampaikannya saat ini pasti mengejutkan seluruh pejabat dan warga Mojokerto, Intinya mengarah pada tersangka baru, Menurutnya dikantor KPK pusat tentu ada tindak lanjut dan pasti ada penetapan tersangka baru tapi satu pintu melalui juru bicara KPK Mas Febri,”Tentang tindak lanjut kasus yang kami tangani tidak sampai disini, pasti ada tindak lanjut dan penetapan tersangka baru, Ingin tahu penyidikan 4 tersangka pasti mengejutkan, Eh Mas nya khan tahu korupsi yang kami tangani ini berjamaah kayak kita mau sholat Mahrib kali ini, nanti pasti ditemukan Imamnya kalau makmumnya sudah jelas kami temukan berikut BBnya” kelakarnya.
Disinggung tentang Imam Korupsi Pengalihan Anggaran Pens-ITS sebesar 13 miliiar ini secara implisit Satgas KPK yang berkulit bersih berperawakan tinggi besar berjenngot dan berdahi hitam hanya menyatakan tunggu kami kembali ke Jakarta liput dan tayangkan hasil kerka KPK di Mojokerto,”Silahkan Liputan Ke KPK dalam waktu dekat pasti ada perkembangan yang signifikan terkait kasus ini, jika you tanya Ketua Pangar,Wawali bahkan Walikota terlibat ya tunggu saja di Jakarta” ujarnya sembari mengajak Sholat Mahrib berjamaah (achmad mardianto)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *