MOJOKERTO – majalahdetektif.com : Dalam rangka memperingati hari Pahlawan Ke 72 Tahun. Dinas Pemuda dan Olahrga Provinsi Jatim telah menggelar Gerak Jalan Perjuangan (GJP) Mojokerto – Surabaya dengan jarak tempuh 55 KM, Telah Digelar, Hebatnya tahun ini diikuti 10.785 Peserta terbanyak dalam sejarah Jawa Timur, Uang pendaftaran peserta juga naik dari 30 ribu menjadi 50 ribu perorangan dari 15 ribu menjadi 25 ribu, Dari Pengamanan tidak tanggung-tanggung panitia mengerahkan 2000 Personil polisi yang berjaga sejak siang hari hingga dini hari mengatur jalan dan mengurai kemacetan.
Acara heroik tahunan ini resmi di berangkatkan Gubernur Jawa Timur, Soekarwo pada hari Sabtu (18/11/2017) pukul 15.30 WIB di lapangan Raden Wijaya Surodinawan Kota Mojokerto.
“Selain memberangkatkan peserta gerak jalan, kami juga ingin mengatakan kepada publik bahwa tepat tanggal 21 November 2017 UMK Kabupaten/Kota di Jawa Timur bakal resmi kami umumkan. Semoga rakyat jatim puas,” ujar Soekarwo.
Panitia Gerak Jalan Perjuangan Mojokerto – Surabaya juga menyiapkan 25 mobil ambulans dan 135 tenaga medis. Dinas Kesehatan telah menyiagakan enam rumah sakit rujukan. Meskipun dalam pemberangkatan di guyur hujan hingga pukul 6 malam, peserta gerak jalan tetap semangat menuju finish.
“Sebagian besar peserta adalah masyarakat Jawa Timur. Ada juga yang dari Kalimantan karena sekarang kan pendaftarannya online, jadi lebih mudah. Peserta gerak jalan diprediksi sudah sampai ke Surabaya Minggu pukul 01.30 WIB, tapi pengalaman sebelumnya pukul 23.00 WIB Sabtu malam sudah ada yang finish. Peserta terakhir diperkirakan sampai pukul 06.00 WIB Minggu pagi, “kata Zaenal, Kasi Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Timur.
Sementara itu, di balik heroik dan sukaduka acara tersebut, sayang ada ternoda akibat beberapa hal yang wajib menjadi catatan perbaikan agar agenda tahunan ini kedepannya semakin lebih baik lagi dan profesional. Pantauan media ini sejak pendaftaran panitia terkesan kurang memuaskan dan kurang profesional, misalkan pendaftaran di Disporbud Kota Mojokerto hanya ditangani 3 siswa Sekolah Tingkat Atas, kesannya kaku, tidak memuaskan dan tidak profesional, ada Tim Polwan Kota mau mendaftar dan beberapa LSM serta Kelompok pemuda dibuat marah-marah dan tidak jadi daftar karena kekakuan dan kurang profesionalnya Panitia demikian juga saat mengambil nomor peserta, pendaftar dipaksa bolak-balik akibat tidak konsistennya panitia sebab nomor peserta tidak langsung diambil ditempat pendaftaran namun diambil saat gerak jalan, dampaknya banyak yang terpaksa tidak dapat nomor, peserta protes terlihat saat menjelang pemberangkatan sebab sejak jam 12 siang menurut beberapa peserta panitia sudah tidak melayani dan mereka bubar entah kemana.
Amburadul panitia juga terjadi saat pengaturan jalan By Pass Krian, penguna jalan dibuat macet berjam-jam di sepanjang jalan bypass lajur kiri arah Surabaya dan tidak semua hak makan dan minum di Pos Dua Sepanjang diberikan panitia, “Kami pantau Jalan By Pass Krian macet jegreg selama berjam-jam, ekornya sampai Balongbendo dan baru terurai saat satuan Pomal AL mengatur jalan rawan tersebut. Saat kami dan puluhan peserta berada di POS 2 Sepanjang, ternyata hak makan dan minum peserta dinyatakan habis, panitia mengetahui kami juga crew wartawan, mereka hendak memberikan kami konsumsi tapi ternyata kehabisan, padahal waktu masih belum menunjukkan pukul 02.00 WIB dini hari” ujar Bambang Wisnu Peserta Perorangan asal Balongbendo-Sidoarjo
Ketidak puasan juga disampaikan pimpinan Peserta beregu Aliansi Masyarakat Mojopahit Bersatu (AMMOR) “Hampir tiap tahun kami ikut event heroik ini, Panitia kali ini amburadul menunjukkan ketidaksiapan panitia, atas membludaknya peserta dan penonton, 2000 personil polisi juga sangat tidak memadai untuk mengatur 55 Kilometer dan puluhan bahkan ratusan riburibu penonton, Alhasil macet sana-sini menjadi hambatan kami untuk finish lebih cepat. Targetnya kami finish sebelum jam 12 malam, alhasil finish kami jam setengah 3 dini hari,” jelas Achmad Mardianto, Ketua LSM Aliansi Masyarakat Mojokerto Bersatu (AMMOR). (Achmad Mardianto)
paving rumah kami rusak gara² dibuat putar balik kendaraan pengangkut peserta gerak jalan mojokerto Surabaya kemarin. dan ga bertanggung jawab. padahal itu paving masih baru dan belum kuat menahan beban berat. tpi nekat dimasuki 2 elf bermuatan penuh