Kebakaran Ponpes Kembang Belor-Pacet

KH Dr. Asep Syaiffudin Pimpinan Ponpes Amanatul Ummah Kembang Belor Pacet
MOJOKERTO – MD : Kebakaran hebat di Pondok Pesantren Kembang Belor-Pacet yang mengakibatkan meninggalnya anak Lurah Muhammad Supriadi Kepala Desa Tropodo Sidoarjo Lailatul Munawaroh dan mengakibatkan luka bakar dan puluhan luka berat dan ringan dan mengakibatkan ribuan santri dan santriwati shock, ternyata  sesuai pengakuan beberapa pengelola pembangunan Ponpes yang mengalami kebakaran sangat dimungkinkan oleh intalatir listrik yang tidak sesuai daya dan pengunaannya
Salah satu putra Asep KH Syaiffudin yang tidak mau disebutkan namanya, didampingi Kades dan Carik Kembangbelor saat dikonfirmasi media ini tidak menampik kebakaran akibat intalatir listrik bahkan”Kebakaran terjadi pukul 01.30 menit Malam Jumat legi, sementara penyebab kebakaran sangat mungkin intalatir listrik sambil menungggu hasil Labfor Polda Jatim kami juga mengerahkan konsultan listrik sementara kesimpulannya kebakaran akibat daya listrik yang hanya 110 dipakai untuk daya 220, untuk itu sesuai perintah Aba Asep kami segera ganti intalatir dan pakai Slop baja” jelas putra kedua Kyai Asep yang memiliki latar belakang jurnalistik tersebut
Salah satu santri yang setia melayani Kyai Asef yang disaksikan Ketua Muslimat NU Khofifah Indah parawangsa saat bertandang ke Ponpes terbesar di jatim tersebut membikin kejutan, pasalnya saat ikut mengawasi ponpes  sempat mengingat Kyainya dan kontraktor akibat khusus gedung yang dibangun tersebut diborongkan pada kontraktor dan dia melihat pemasangan dua sibi yang mengunakan daya 110, “Kami dulu sebenarnya tidak setuju jika bangunan Podok diborongkan, saya tahu kontraktor banyak yang tidak beres kerjanya dan saya melihat sendiri kontraktor memasang intalatir listrik dua sibi dengan daya 110 padahal sejak saat itu listrik kita semua pakai daya 220” jelasnya
Sementara Dr. KH Asep Syaiffudin yang mengaku memiliki 6000 santri dan lahan Ponpes 20 hektar ini saat menerima media ini secara eklusif menjelaskan bahwa bencana yang dialami di pondok pesanternnya tidak mempengaruhi jumlah penerimaan santri, bahkan yang selama ini setiap tahun menerima siswa 3000 ternyata pendaftarnya mencapai 4000 lebih, “Tahun ajaran 2014-2015 pendaftar yang ingin menjadi santri di Ponpes Amanatul Kembang Belor sebanyak 4000 lebih padahal daya tamping kita hanya 3000 santri maka terpaksa kami menolak santri 1000 lebih” ujar Kyai kharismatik  ini
Kyai Asep dalam kesempatan itu dihadapan Khofifah Indahparawangsa juga meminta maaf pada semua Wali Santri yang menitipkan anaknya di Ponpesnya, seraya memohon doa agar kejadian serupa tidak terulang lagi dan untuk mengenang meninggalnya Lailatul Munawaroh  dalam waktu dekat segera dibangun perpustakaan yang diberi nama Lailatul Munawaroh, “Insya allah seminggu kedepan Ponpes yang terbakar kami bangun jadi perpustakaan dan untuk mengenang kematian Lia kami namkan perpustakaan Lailatul Munawaro” ungkap Kyai yang dikaruniai Sembilan putra ini (Mar)

Berita Majalah Detektif Edisi 120, Agustus 2014 :

Dua Pentolan Terpidana Kasus Pemekaran Kota Mojokerto Tidak Dieksekusi
Dua Pembunuh & Pemerkosa Mahasiswi Dihukum Seumur Hidup dan 20 Tahun Penjara
Kebakaran Ponpes Kembang Belor-Pacet
Sutrasno Saksi Kunci Kasus TKD Beri Kesaksian Mengejutkan
Cerita Sukses Pelajar SMKN 1 Dlanggu Kabupaten Mojokerto

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *