Jumlah pengangguran tersebut, belum ditambah dengan dengan pasca kelulusan siswa SMA/SMK pada Mei 2017 mendatang, yang tentunya tidak semua siswa yang lulus SMA/SMK itu belum pasti langsung bekerja atau diterima di Perguruan Tinggi, ironisnya ada sejumlah lulusan memang sengaja tidak melanjutkan dibangku kuliah karena faktor biaya. Sementara di Kota Mojokerto sendiri ‘sangat minim’ adanya perusahaan industry dan peluang pekerjaan lainnya.
Dari data jumlah penduduk dan wilayah kota Mojokerto belitan persoalan ledakan pengannguran terhadap Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto ini semakin tahun seolah bakal semakin mengunci saja, menyusul Kota Mojokerto yang terdiri dari 3 Kecamatan dan terbagi menjadi 18 Kelurahan hanya memiliki luas wilayah sekitar 16,47 Km persegi saja, tapi memiliki jumlah penduduk sekitar 135.000 jiwa merupakan jumlah penduduk yang cukup besar disbanding wilayah yang ada di kota Mojokerto
Secara terpisah Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Pemerintah Kota Mojokerto, Hariyanto saat ditemui media terkait persoalan ledakan pengangguran menjelaskan, bahwa sejumlah upaya telah dilakukan oleh pihak terkait setempat untuk mengurangi belitan sosial ini, meski hasilnya tak signifikan. “Berdasar catatan BPS, jumlah pengangguran tahun ini mencapai 3.208 orang. Tingkat kelulusan baru sebagai penyebabnya. Secara rutin kita menggelar job fair dua kali dalam setahun, estrimasinya kami program tersebut bisa mengurangi satu-persenan saja”, jelas Hariyanto Minggu (12/02/2017) yang lalu
Dimintai pendapatnya terkait ledakan jumlah pengangguran di wilayah kerja Pemerintah kota Mojokerto yang semakin menjamur tersebut, Ketua Komisi III DPRD Kota Mojokerto, Djunaedi Malik menilai pentingnya digaungkan gerakan wira-usaha bagi generasi muda di Kota Onde-onde ini. Terkait itu, Sekolah Menengah Kejuruan dan Perguruan Tinggi harus mengubah pola pikir ‘Setelah Lulus Bekerja Dimana’. “Pihak sekolah kejuruan terutama SMK dan Perguruan Tinggi Kejuruan harus bisa mengubah gaung dan membuktikan setelah lulus bekerja dimana”, cetusnya.
Menurutnya, meski untuk mengubah pola pikir seperti itu tak semudah membalikkan telapak tangan, namun mereka harus memulai mengubah paradigma tersebut dan berani menjadi garda terdepan dalam gerakan kewira-usahaan. “Solusi pengangguran setiap lulusan harus didokrin punya mainset siap berwira usaha, semua pihak terkait baik Guru, pihak Eksekutif maupun legislative sekalipun , harus menjadi garda terdepan untuk memulai dan merealisasikan gerakan wira-usaha ini”, pungkas Gus Juned. (Mar/Adv)
Berita Majalah Detektif Edisi 150, Februari 2017 :
Terkait Penanggulangan Banjir Kota Mojokerto, Ketua DPRD Kota Mojokerto Rekom 2 Opsi Pada Ekskutif
Dewan Minta Wali Kota Perluas Cakupan Tolak Ukur Keberhasilan Serapan Anggaran
Ketua Komisi I DPRD Kota Mojokerto Dukung Wali Kota Mojokerto Gandeng Tim Saber Pungli
Wilayah Kota Mojokerto Dilanda Banjir Lagi
Dana Alokasi RW Rp. 8,2 Miliar Belum Digebyar Sudah Disoal, Dewan Gelar Hearing
Hasil Kunker Ke DPRD Gresik :Untuk Tarik Minat Investor, Dewan Tekankan Pelayanan Perijinan Dengan Sistem Online
Dewan Apresiasi Pengelolaan Pasar Tanjung Anyar Diserahkan Pihak Ketiga
Ketua Komisi III DPRD Kota Mojokerto Beri Solusi Ledakan Pengangguran di Kota Mojokerto